BISNIS.COM, JAKARTA--Selisih alias spread yield antara surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun dan 2 tahun melebar terbesar sejak Juni pada kekhawatiran inflasi akan meningkat karena perubahan rencana pada kebijakan BBM.
Di pihak lain, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga terus melemah.
Berdasarkan data Bloomberg, Jum'at (5/4/2013), spread obligasi yang akan jatuh tempo Oktober 2014 dan obligasi yang akan jatuh tempo 2023 mencapai 121 basis poin hingga pukul 10.01 WIB, selisih terbesar sejak 19 Juni.
Spread melebar 8 basis poin sejak 28 Maret dengan yield obligasi 2 tahun turun 11 basis poin ke level 4,33% sementara yield obligasi 10 tahun turun 3 basis poin ke level 5,54%.
"Akhir dari yield curve akan berada di bawah tekanan karena investor sedang mengkhawatirkan ekspektasi inflasi, jadi kecuraman ini akan berlanjut," kata Suriyanto Chang, Kepala Treasuri PT Bank QNB Kesawan seperti dikutip Bloomberg.
"Apapun penyesuaian yang mereka lakukan atas kebijakan BBM, menaikkan harga atau tidak, masih akan meningkatkan ekspektasi inflasi," tambahnya.