Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR SUN: Investor Disarankan Perpendek Durasi

BISNIS.COM, JAKARTA—Meningkatnya optimisme terhadap kondisi eksternal diperkirakan menjadi katalis positif bagi pergerakan pasar surat utang Indonesia pada perdagangan hari ini, Rabu (3/4/2013) di tengah masih tingginya ekspektasi inflasi.

BISNIS.COM, JAKARTA—Meningkatnya optimisme terhadap kondisi eksternal diperkirakan menjadi katalis positif bagi pergerakan pasar surat utang Indonesia pada perdagangan hari ini, Rabu (3/4/2013) di tengah masih tingginya ekspektasi inflasi.

Namun demikian, di tengah masih tingginya ekspektasi inflasi 2013, investor direkomendasikan untuk memerpendek durasi sebagai upaya untuk meminimalisasi risiko.

Ariawan, analis obligasi PT Sucorinvest Central Gani mengatakan  lebih baiknya data factory orders AS Februari yang dirilis semalam telah meningkatkan optimisme bahwa perekonomian AS akan semakin membaik.

Dari Eropa, sambungnya, kekhawatiran akan krisis di wilayah tersebut sedikit mereda seiring adanya keyakinan bahwa masalah Siprus tidak akan memberikan pengaruh terhadap perekonomian secara signifikan.

“Selain itu, keluarnya angka purchasing manager index Eurozone yang lebih baik dari perkiraan juga menambah optimisme pelaku pasar akan kondisi di wilayah tersebut,” katanya dalam  riset harian.

Ariawan menuturkan peningkatan optimisme terhadap kondisi eksternal juga tercermin dari turunnya angka VIX Index serta penguatan bursa saham AS dan Eropa kemarin yang diikuti pelemahan pasar obligasi pemerintah AS, Inggris, dan Jerman.

“Adanya sentimen dari eksternal ini berpotensi menjadi katalis positif bagi pergerakan di pasar surat utang Indonesia. Namun demikian, di tengah masih tingginya ekspektasi inflasi 2013 kami masih merekomendasikan pelaku pasar untuk memerpendek durasi sebagai upaya untuk meminimalisasi risiko,” jelasnya.

Pada perdagangan kemarin, (2/3/2013), pasar surat utang Indonesia menguat  setelah mengalami pelemahan di awal pekan.

Obligasi pemerintah bertenor pendek menjadi motor pendorong penurunan yield  yang mana yield SUN bertenor pendek rata–rata turun sebesar 4 basis poin, sementara yield tenor menengah dan panjang masing–masing hanya turun sebesar 1 basis poin dan 2 basis poin.

Di tengah ekspektasi inflasi yang masih tinggi, investor terlihat lebih tertarik pada obligasi bertenor pendek untuk meminimalisasi risiko. Seri FR0063 menjadi SBN teraktif di pasar sekunder dengan total volume perdagangan mencapai Rp1,2 triliun.

Pada perdagangan obligasi korporasi, seri ADMF01BCN3 menjadi obligasi yang paling banyak ditransaksikan di pasar dengan total volume perdagangan mencapai Rp100 miliar.

Seiring penguatan di pasar obligasi pemerintah berdenominasi rupiah, pasar obligasi pemerintah berdenominasi dollar  AS juga menguat kemarin, terutama pada obligasi bertenor menengah dan panjang.

Yield Indo-22 dan Indo-42 masing–masing turun 3 basis poin dan 4 basis poin ke level 3,49%, dan 4,76%.  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Achmad Aris
Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper