JAKARTA: Nilai tukar Rupiah pada perdagangan hari ini melemah sebesar 0,7% yang dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral Australia menurukan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 3,75%.
“Rupiah melemah hari ini karena sejak RBA [Reserve Bank of Australia] memangkas suku bunga 50bps,” ujar Kepala Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo hari ini, Jumat 4 Mei 2012.
Selain itu, lanjutnya ada beberapa data ekonomi dari Amerika Serikat yang mendorong sentimen negatif global ke arah emerging market, termasuk Indonesia. “Sementara itu di dalam negeri kebutuhan valuta asing juga meningkat, impor sangat tinggi," jelasnya.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,7% menjadi Rp9.247 per US$1.
Padahal, masih berdasarkan data Bloomberg, Rupiah sempat menguat pada perdagangan pagi hari setelah BI melakukan intervensi. Pada pukul 9.10 WIB, Rupiah meningkat 0,5% menjadi Rp9.226.
Perry menjelaskan konsumsi BBM bersubsidi yang kuat menjadi faktor pendorong kebutuhan valas yang tinggi. Di sisi lain, impor yang kuat juga semakin menambahkan defisit transaksi berjalan.
Namun dia menegaskan, tidak ada masalah transaksi berjalan defisit selama transaksi modal tetap surplus.
"Penanaman modal asing [PMA] masih kuat. Kepercayaan investor asing terhadap ekonomi Indonesia juga kuat. Cuma, sekarang kalau untuk tutup seluruh kebutuhan valas tidak cukup. Masih dibutuhkan aliran modal masuk,” jelasnya.
Dia menambahkan arus modal portofolio jangka pendek yang masuk yang terjadi pada tahun ini tidak sebesar tahun lalu. Hal ini, lanjutnya, membuat BI masih melakukan intervensi dengan menyuplai kebutuhan valas ke pasar.
Sepanjang triwulan I tahun ini, arus modal portofolio yang masuk mencapai US$1,6 miliar. Adapun realisasi perkembangan PMA, berdasarkan data BKPM sepanjang triwulan I 2012 mencapai US$5,73 miliar.
Perry tetap optimis Rupiah akan menguat sampai akhir tahun yang dipengaruhi akibat surplus Neraca Pembayaran Indonesia. Hal tersebut juga akan mendorong peningkatan cadangan devisa yang dikeloa oleh bank sentral. (sut)