JAKARTA: Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia akan menerbitkan obligasi berdenominasi Dolar Amerika Serikat senilai US$1 miliar pada tahun depan, yang digunakan untuk membiayai ekspansi kredit.
Basuki Setyajid, Direktur Pelaksana Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI/Indonesia Eximbank) mengatakan penerbitan tersebut merupakan tahap kedua dari emisi obligasi dolar AS yang diterbitkan di luar Negeri Paman Sam atau Euro Medium Term Notes (EMTN) senilai US$1,5 miliar.
Pada tahap pertama, Indonesia Eximbank telah menerbitkan obligasi senilai US$500 juta pada bulan lalu. “Sianya sepertinya tidak akan diterbitkan pada tahun ini. Tahun depan baru kami terbitkan,” ujarnya kepada Bisnis, hari ini, Kamis 3 Mei 2012.
Menurut dia, perseroan saat ini masih fokus untuk menyalurkan hasil obligasi senilai US$500 untuk mendukung ekspansi kredit pada tahun ini. “Kalau sudah habis baru kami informasikan kepada arranger untuk persiapan emisi berikutnya.”
Fitch Rating telah memberikat peringkat surat utang BBB- untuk (EMTN) senilai US$1,5 miliar. Peringkat tersebut identik dengan Issue Default Rating (IDR) milik Indonesia Eximbank.
Bulan lalu, Indonesia Eximbank telah mengeksekusi emisi tahap pertama EMTN senilai US$500 juta, lebih tinggi dari rencana semula sebesar US$350 juta. “Oversubcribed 10 kali. Order yang masuk sekitar US$5 miliar," ujar Basuki.
Lebih lanjut dia menjelaskan tingkat kupon yang diberikan pada global bond sebesar 3,75% dan price pada 99,375%, sehingga tercipta price to yield di 3,9%. Global bond ini bertenor lima tahun dengan tanggal settlement pada 26 April dan jatuh tempo pada 26 April 2012.
Dalam aksi korporasi ini, LPEI telah menunjuk HSBC, Mitsubishi UFJ Securities International, dan Standard Chartered Bank sebagai penjamin emisi. Guna menyukseskan emis global bond tersebut LPEI melakukan road show di tiga negara, yakni Singapura, Hong Kong, dan London. Hasil emisi tersebut akan digunakan untuk membiayai ekspansi kredit ekspor pada tahun ini, yang ditargetkan tumbuh 30% dibandingkan dengan akhir tahun lalu sebesar Rp20,5 triliun. (msb)