JAKARTA: Meski mengaku belum menentukan besaran kupon yang akan ditawarkan, namun PT Bank Tabungan Negara Tbk akan menggunakan Surat Utang Negara FR0061 sebagai acuan bunga obligasi tahap pertama senilai Rp2 triliun.
Saut Pardede, Direktur Keuangan Bank Tabungan Negara (BTN), mengatakan perseroan baru akan membicarakan besaran kupon dengan penjamin pelaksana emisi pada besok pagi, sebelum paparan publik dilaksanakan.
“Harapan kami tentunya bisa seiring dengan pergerakan pasar obligasi baik pemerintah dan korporasi saat ini serta tingkat bunga acuan BI [Bank Indonesia]. Dengan demikian BTN bisa menyalurkan KPR dengan bunga yang terjangkau bagi masyarakat,” ujarnya kepada Bisnis hari ini, Selasa 1 Mei 2012.
Namun demikian, kata dia, perseroan tetap menggunakan Surat Utang Negara FR 0061 sebagai acuan dalam penentuan besaran kupon ditambah sejumlah premi.
Dalam beberapa waktu yang lalu dia mengatakan premi tersebut berkisar di 150 basis points—175 basis points.
“Sekarang kan FR 0061 diperdagangkan dengan yield to maturity 5,9%. Jadi kami harapkan [kupon] di level itu,” jelasnya.
Bank pelat merah ini akan melakukan paparan publik emisi obligasi tahap pertama senilai Rp2 triliun besok Rabu 2 Mei 2012. Penerbitan itu sebagai bagian dari emisi berkelanjutan (shelf registration) dengan total nilai Rp4 triliun.
Surat utang bertenor 10 tahun itu akan memasuki pra penawaran besok hingga 16 Mei 2012. Adapun masa penawaran akan dilakukan pada 30--31 Mei 2012, dan pencatatannya di bursa dijadwalkan 6 Juni 2012.
Perseroan telah menunjuk tiga perusahaan sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi atau underwriter, yakni PT CIMB Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas dan PT Indo Premier Securities.
Obligasi itu mendapat peringkat idAA oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia dan AA(idn) oleh PT Fitch Rating Indonesia.
Iqbal Latanro, Direktur Utama BTN, mengatakan hasil dari emisi surat utang ini akan digunakan untuk mendukung ekspansi kredit perseroan yang ditargetkan tumbuh 25% selama tahun ini.
Entitas yang cikal bakalnya berasal dari Postspaarbank yang berdiri pada 1897 ini juga berencana menggelar penawaran umum terbatas (rights issue) dengan target dana Rp2 triliun.
Selain itu perseroan juga berencana melakukan sekuritisasi aset KPR senilai Rp1 triliun pada akhir tahun ini.
Hingga akhir triwulan I/2012, BTN meraup laba bersih Rp313 miliar, meningkat 27,66% dibandingkan dengan setahun yang lalu sebesar Rp245 triliun.
Peningkatan laba ditopang oleh perbaikan struktur dana, karena ada kenaikan dana murah, baik giro dan tabungan. Hal tersebut mendorong kenaikan margin bunga bersih (net interest margin) menjadi 5,93% dari sebelumnya 5,66%. (sut)