Donald Banjarnahor
JAKARTA: PT Bank Mandiri Tbk masih mengandalkan pendapatan dari kredit yang telah dihapus buku, guna mendongkrak laba bersih pada tahun ini.
Meski demikian, target pendapatan dari kredit yang telah dihapus buku (extracomptable) pada tahun ini diperkirakan turun menjadi Rp2 triliun, dibandingkan dengan 2011 yang mencapai Rp3,6 triliun.
Pahala N. Mansyuri, Direktur Keuangan Bank Mandiri, mengatakan penurunan target pendapatan extracomptable karena sebagian besar aset bermasalah yang dikelola perseroan telah diselesaikan pada tahun lalu.
Sehingga, lanjutnya, beberapa aset bermasalah yang rencananya akan diselesaikan perseroan pada tahun ini nilainya tidak sebesar tahun lalu.
“Kalau collection [pengumpulan utang] pada tahun ini tentunya tidak bisa sama dengan tahun lalu. Ada beberapa yang nilai besar telah diselesaikan pada 2011. Untuk itu kami menargetkan sekitar Rp1,5 triliun—Rp2 triliun,” ujarnya Kamis malam, 8 Maret 2012.
Royke Tumilar, Direktur Tresury, Financial Institution and Special Asset Management Bank Mandiri, menjelaskan salah satu target pendapatan extracomptable pada tahun ini berasal dari pelelangan aset Benua Indah Group (BIG) senilai Rp247 miliar.
“Mereka [Pihak BIG] selama ini selalu ganggu kami dengan melakukan gugatan hukum, namun posisi kami secara hukum kuat sehingga siap dilelang pada tahun ini,” ujarnya.
Dia menjelaskan setidaknya ada dua investor yang telah berminat untuk mengikuti lelang memperebutkan aset milik Budiono Tan tersebut. Namun, perseroan bersama Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPNKL) akan berusaha untuk menghadirkan lebih banyak investor dalam lelang itu.
Usaha lelang aset BIG tertunda pelaksanaannya dalam beberapa tahun terakhir. Aset ini telah diserahkan Bank Mandiri kepada KPKNL untuk dilelang sejak 2005 lalu, setelah pemiliknya mengalami kredit macet.
Selain dari BIG, jelas Royke, perseroan juga mengharapkan pendapatan dari pelelangan aset dari beberapa debitor yang telah tergolong kredit hapus buku.
Namun, jelasnya, nilai aset para debitor tersebut di bawah Rp100 miliar, sehingga tidak ada aset bermasalah tergolong kakap yang akan dilelang Bank Mandiri selain milik BIG.
Pada 2011 lalu, bank yang berasal dari penggabungan empat entitas ini meraup pendapatan extracomptable sebesar Rp3,6 triliun. Hal itu tersebut mendongkrak pendapatan berbasis komisi (fee based income) perseroan menjadi menjadi Rp11,95 triliun meningkat Rp3,23 triliun dibandingkan 2010 yang tercatat Rp8,72 triliun.
Fee based income merupakan salah satu penopang yang siginifikan bagi laba bersih perseroan, ketika margin bunga bersih turun pada tahun lalu akibat penurunan bunga obligasi rekapitalisasi dan bunga kredit.
Beberapa penyumbang pendapatan extracomptable adalah penjualan saham Garuda Indonesia yang dimiliki oleh Bank Mandiri senilai Rp1,4 triliun dan perusahaan kimia dengan nilai Rp280 miliar. (Bsi)