Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG meluncur ke titik terendah sejak 2008

JAKARTA: Gelombang aksi jual yang terjadi sejak perdagangan dimulai hari ini menggerus indeks hingga 8,88%, kejatuhan terdalam sejak 2008. Indeks ditutup di level 3.369,14.Koreksi terjadi pada sembilan sektor yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Perbankan

JAKARTA: Gelombang aksi jual yang terjadi sejak perdagangan dimulai hari ini menggerus indeks hingga 8,88%, kejatuhan terdalam sejak 2008. Indeks ditutup di level 3.369,14.Koreksi terjadi pada sembilan sektor yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Perbankan dan pertambangan berada di barisan terdepan penggerak penurunan indeks.  Hanya 7 saham yang mampu bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan. Sebanyak 282 saham bertumbangan dan sisanya, 143 saham tidak mengalami perubahan.PT Astra International Tbk terjun 9,45% ke Rp58.000, PT Bank Mandiri Tbk turun 14,52% ke level Rp5.300, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk melemah 13,11% ke Rp5.300, PT Bank Central Asia Tbk tergelincir 8,39% ke Rp7.100, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk jatuh 8,61% ke level Rp6.900.Total volume transaksi mencapai 6,35 miliar lembar saham dengan nilai Rp11,03 triliun. Kapitalisasi pasar mencapai 3.043 triliun.Adapun, aksi jual yang dilakukan investor asing pada hari ini mencapai Rp825,96 miliar."Ini bukan akhir dunia. Jadi, sebaiknya investor tidak perlu panik dan cemas berlebihan. Kondisi perekonomian jauh lebih baik dibandingkan pada 2008. Investor jangka panjang justru dapat memanfaatkan momen untuk membeli saham yang memiliki kinerja yang baik," ujar Pardomuan Sihombing, Kepala Riset PT Recapital Securities.Pardomuan mengatakan apa yang terjadi pada bursa saham tidak mencerminkan situasi perekonomian di dalam negeri. Ke depannya, peningkatan peran investor domestik diyakini mampu menciptakan bursa yang jauh lebih menggambarkan situasi di dalam negeri.Perluasan penyerapan modal asing ke sektor riil menjadi isu lain yang selayaknya menjadi perhatian para pengambil kebijakan."Modal asing di pasar saham memiliki sifat yang mudah masuk dan bisa dengan cepat ditarik. Berbeda jika investasi ini diarahkan ke sektor riil," ujar Pardomuan. (tw) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper