Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Goldman Sachs Sebut Pasar Minyak Bakal Lanjutkan Volatilitas

Bank investasi Goldman Sachs memperkirakan bahwa pasar minyak akan tetap mengalami volatilitas tinggi dalam beberapa pekan ke depan.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bank investasi Goldman Sachs memperkirakan bahwa pasar minyak akan tetap mengalami volatilitas tinggi dalam beberapa pekan ke depan.

Pasar minyak berhasil kembali rebound pada perdagangan rabu (21/11) setelah melorot 6% pada sesi perdagangan sebelumnya karena volume aksi jual yang tinggi.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pada Rabu (21/11) naik 0,89 poin atau 1,67% menjadi US$54,32 per barel dari penutupan sesi perdagangan sebelumnya. Minyak Brent naik 0,91 poin atau 1,46% menjadi US$63,44 per barel dari sesi perdagangan sebelumnya.

Analis Goldman Sachs Inc. Mark Wiseman menuturkan bahwa perlu katalis fundamental untuk menstabilkan harga hingga akhirnya bisa diperdagangkan dengan harga yang lebih tinggi.

“Katalis tersebut meliputi bukti fisik bahwa produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan turun secara bertahap dan adanya bukti bahwa permintaan bisa kembali menguat,” paparnya dalam laporan harian, dilansir dari Reuters, Rabu (21/11/2018).

OPEC akan mendorong para produsennya, termasuk Rusia, untuk mengikuti kesepakatan pemangkasan produksi dengan kisaran sebanyak 1 juta – 1,4 juta barel per hari.

Sejumlah analis Goldman menyebutkan bahwa kemerosotan harga baru-baru ini merefleksikan kecemasan akan kelebihan pasokan pada 2019 dan aksi jual pada komoditas dan aset yang lebih luas bersama dengan kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang kian memuncak.

Bank investasi itu menjelaskan bahwa adanya penurunan tajam dari sisi permintaan dan ketiadaan pemangkasan produksi dari OPEC akan menjadi dua risiko utama yang memberatkan pemulihan harga minyak dari level saat ini.

“Meskipun keduanya tidak mungkin terjadi bersamaan, atau bahkan tidak terjadi, kami lebih mengkawatirkan pada masa mendatang akan ada pergeseran yang membuat harga minyak mentah bisa dijual dengan harga yang rendah untuk waktu yang lama.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper