Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Teknologi Seret Wall Street ke Zona Merah

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 89,44 poin atau 0,35% ke level 25.250,55, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 kehilangan 16,34 poin atau 0,59 persen ke 2.750,79 dan Nasdaq Composite turun 66,15 poin atau 0,88% ke 7.430,74.
Bursa Wallstreet/Reuters
Bursa Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada akhir perdagangan Senin (15/10/2018), terseret oleh saham teknologi di tengah kekhawatiran atas suku bunga dan pendapatan perusahaan.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 89,44 poin atau 0,35% ke level 25.250,55, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 kehilangan 16,34 poin atau 0,59 persen ke 2.750,79 dan Nasdaq Composite turun 66,15 poin atau 0,88% ke 7.430,74.

Indeks S&P 500 berada befluktuasi sepanjang perdagangan tetapi bergerak secara definitif lebih rendah dalam setengah jam terakhir perdagangan. Adapun indeks Dow Jones berbalik arah.

Indeks teknologi turun 1,6% dan membebani S&P 500, sementara sektor defensif seperti real estat, konsumen dan utilitas menahan pelemahan indeks S&P lebih lanjut.

Indeks saham utama melonjak tajam pekan lalu, yang menyebabkan penurunan persentase mingguan tertajam dalam tujuh bulan terakhir. Keprihatinan investor telah meningkat mengenai dampak tarif impor pada laba perusahaan dan meningkatnya biaya pinjaman karena musim laporan laba kuartal ketiga akan dimulai pekan ini.

Rata-rata perusahaan pada indeks S&P 500 diperkirakan akan melaporkan pertumbuhan laba 21,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya, turun dari dua kuartal sebelumnya, menurut data I/B/E/S dari Refinitiv.

Sementara itu, Departemen Keuangan merilis data pada hari Senin yang menunjukkan bahwa pemerintah federal AS menutup tahun fiskal 2018 dengan defisit terbesar sejak tahun 2012.

Imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun berada di 3,1557%, bertahan di atas level tertinggi bulan September tetapi di bawah level yang mendorong aksi jual pekan lalu.

"Pasar dalam mode wait and see. Investor Ini menunggu laporan penghasilan, Fed, dan menunggu data ekonomi dari China untuk melihat apakah ada hal-hal yang stabil," kata Keith Lerner, kepala analis pasar di SunTrust Advisory Services di Atlanta, seperti dikutip Reuters.

Saham Apple Inc turun 2,1% dan paling membebani ketiga indeks utama Wall Street setelah Goldman Sachs mengatakan ada beberapa tanda permintaan konsumen yang melambat dengan cepat di China, yang dapat mempengaruhi permintaan iPhone musim gugur ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper