Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Fluktuatif Jelang Rilis Putusan Fed, IHSG Turun Tipis

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal mempertahankan reboundnya dan harus memperpanjang koreksinya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (26/9/2018).
Pelajar mengamati monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Pelajar mengamati monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal mempertahankan reboundnya dan harus memperpanjang koreksinya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (26/9/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup turun tipis 0,02% atau 1,03 poin di level 5.873,27, setelah berakhir melemah 0,13% atau 7,92 poin di posisi 5.874,30 pada Selasa (25/9).

Padahal, indeks sempat rebound ke zona hijau hingga kembali menembus level 5.900 setelah dibuka melandai 0,05% atau 2,74 poin di level 5.871,56 pagi tadi. Namun, tenaganya terkikis menjelang penutupan perdagangan hari ini dan berakhir terkoreksi lagi.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif pada level 5.870,30–5.908,59.

Sektor perdagangan (-0,56%) dan konsumer (-0,43%) memimpin  di antara lima sektor menekan pergerakan IHSG di akhir perdagangan. Di sisi lain, sektor aneka industri yang naik 1,58% memimpin penguatan di antara empat sektor tersisa sekaligus membatasi pelemahan IHSG.

Dari 602 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 180 saham menguat, 180 saham melemah, dan 242 saham stagnan.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang turun 1,32% menjadi penekan utama terhadap koreksi IHSG, diikuti saham UNTR (-3,19%), HMSP (-0,80%), dan ICBP (-2,82%).

Sejalan dengan IHSG, koreksi indeks Bisnis-27 berlanjut pada perdagangan hari ketiga dan berakhir melemah 0,19% atau 0,98 poin di level 512,35, setelah dibuka turun 0,09% atau 0,46 poin di posisi 512,87.

Sementara itu, indeks saham lainnya di Asia Tenggara mayoritas bergerak variatif sore ini dengan indeks SE Thailand (+0,03%), indeks FTSE Malay KLCI (+0,24%), dan indeks PSEi Filipina (-0,87%), dan indeks FTSE Straits Time Singapura (+0,09%).

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing berhasil berakhir menguat 0,92% dan 1,11%, setelah sempat terbebani pemberlakuan tarifnya dan AS terhadap impor satu sama lain pada sesi perdagangan sebelumnya.

Adapun bursa saham Jepang berakhir variatif, dengan indeks Topix turun 0,04%, mematahkan reli penguatan yang berhasil dibukukan tujuh hari berturut-turut sebelumnya, dan indeks Nikkei melanjutkan penguatan di hari kedelapan.

Secara keseluruhan, bursa saham Asia berfluktuasi di tengah penguatan yang dibukukan bursa saham China dan koreksi indeks saham acuan di Jepang menjelang rilis keputusan kebijakan moneter pertemuan Federal Reserve hari ini waktu setempat.

Dilansir dari Bloomberg, indeks MSCI AC Asia Pacific naik 0,1% pada pukul 4.35 sore waktu Hong Kong setelah membalik penurunan sebesar 0,3%.

Para investor menunggu keputusan The Fed yang diperkirakan akan menetapkan kenaikan suku bunga acuannya serta menyampaikan proyeksi baru untuk beberapa tahun ke depan. Survei Bloomberg menunjukkan The Fed akan melanjutkan kenaikan kuartalan sebesar 25 basis poin hingga Juni 2019.

”Jika komentar The Fed bernada hawkish, kita mungkin melihat sedikit volatilitas lagi di pasar,” ujar Kenny Wen, pakar strategi di Everbright Sun Hung Kai Co.

Pada saat yang sama, tambah Wen, kekhawatiran tentang pasar negara berkembang (emerging market), setelah Argentina mengganti presiden bank sentralnya, berikut kekhawatiran terus-menerus tentang perang perdagangan antara AS dan China, juga telah membebani pasar.

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

(%)

BBRI

-1,32

UNTR

-3,19

HMSP

-0,80

ICBP

-2,82

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

BBCA

+1,15

ASII

+2,08

MAYA

+7,14

NIKL

+24,43

Sumber: Bloomberg

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper