Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal mempertahankan reboundnya dan harus memperpanjang koreksinya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (26/9/2018).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup turun tipis 0,02% atau 1,03 poin di level 5.873,27, setelah berakhir melemah 0,13% atau 7,92 poin di posisi 5.874,30 pada Selasa (25/9).
Padahal, indeks sempat rebound ke zona hijau hingga kembali menembus level 5.900 setelah dibuka melandai 0,05% atau 2,74 poin di level 5.871,56 pagi tadi. Namun, tenaganya terkikis menjelang penutupan perdagangan hari ini dan berakhir terkoreksi lagi.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif pada level 5.870,30–5.908,59.
Sektor perdagangan (-0,56%) dan konsumer (-0,43%) memimpin di antara lima sektor menekan pergerakan IHSG di akhir perdagangan. Di sisi lain, sektor aneka industri yang naik 1,58% memimpin penguatan di antara empat sektor tersisa sekaligus membatasi pelemahan IHSG.
Dari 602 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 180 saham menguat, 180 saham melemah, dan 242 saham stagnan.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang turun 1,32% menjadi penekan utama terhadap koreksi IHSG, diikuti saham UNTR (-3,19%), HMSP (-0,80%), dan ICBP (-2,82%).
Sejalan dengan IHSG, koreksi indeks Bisnis-27 berlanjut pada perdagangan hari ketiga dan berakhir melemah 0,19% atau 0,98 poin di level 512,35, setelah dibuka turun 0,09% atau 0,46 poin di posisi 512,87.
Sementara itu, indeks saham lainnya di Asia Tenggara mayoritas bergerak variatif sore ini dengan indeks SE Thailand (+0,03%), indeks FTSE Malay KLCI (+0,24%), dan indeks PSEi Filipina (-0,87%), dan indeks FTSE Straits Time Singapura (+0,09%).
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing berhasil berakhir menguat 0,92% dan 1,11%, setelah sempat terbebani pemberlakuan tarifnya dan AS terhadap impor satu sama lain pada sesi perdagangan sebelumnya.
Adapun bursa saham Jepang berakhir variatif, dengan indeks Topix turun 0,04%, mematahkan reli penguatan yang berhasil dibukukan tujuh hari berturut-turut sebelumnya, dan indeks Nikkei melanjutkan penguatan di hari kedelapan.
Secara keseluruhan, bursa saham Asia berfluktuasi di tengah penguatan yang dibukukan bursa saham China dan koreksi indeks saham acuan di Jepang menjelang rilis keputusan kebijakan moneter pertemuan Federal Reserve hari ini waktu setempat.
Dilansir dari Bloomberg, indeks MSCI AC Asia Pacific naik 0,1% pada pukul 4.35 sore waktu Hong Kong setelah membalik penurunan sebesar 0,3%.
Para investor menunggu keputusan The Fed yang diperkirakan akan menetapkan kenaikan suku bunga acuannya serta menyampaikan proyeksi baru untuk beberapa tahun ke depan. Survei Bloomberg menunjukkan The Fed akan melanjutkan kenaikan kuartalan sebesar 25 basis poin hingga Juni 2019.
”Jika komentar The Fed bernada hawkish, kita mungkin melihat sedikit volatilitas lagi di pasar,” ujar Kenny Wen, pakar strategi di Everbright Sun Hung Kai Co.
Pada saat yang sama, tambah Wen, kekhawatiran tentang pasar negara berkembang (emerging market), setelah Argentina mengganti presiden bank sentralnya, berikut kekhawatiran terus-menerus tentang perang perdagangan antara AS dan China, juga telah membebani pasar.
Saham-saham penekan IHSG:
Kode | (%) |
BBRI | -1,32 |
UNTR | -3,19 |
HMSP | -0,80 |
ICBP | -2,82 |
Saham-saham pendorong IHSG:
Kode | (%) |
BBCA | +1,15 |
ASII | +2,08 |
MAYA | +7,14 |
NIKL | +24,43 |
Sumber: Bloomberg