Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Tambang Petrosea (PTRO) Bidik Margin EBITDA 30%

Emiten jasa tambang PT Petrosea Tbk. (PTRO) menargetkan margin Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, dan Amortization (EBITDA) pada 2018 naik menjadi 30%.
Presiden Direktur PT Petrosea Tbk. (PTRO) Hanifa Indradjaya (tengah), menunjukkan hasil kinerja 2017 kepada Direktur Petrosea Johanes Ispurnawan (kiri), dan Direktur Petrosea Romi Novan Indrawan, selepas RUPS pada Senin (16/4/2018). Pemegang saham memutuskan PTRO membagikan dividen senilai US4,5 juta. - Hafiyyan
Presiden Direktur PT Petrosea Tbk. (PTRO) Hanifa Indradjaya (tengah), menunjukkan hasil kinerja 2017 kepada Direktur Petrosea Johanes Ispurnawan (kiri), dan Direktur Petrosea Romi Novan Indrawan, selepas RUPS pada Senin (16/4/2018). Pemegang saham memutuskan PTRO membagikan dividen senilai US4,5 juta. - Hafiyyan

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten jasa tambang PT Petrosea Tbk. (PTRO) menargetkan margin Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, dan Amortization (EBITDA) pada 2018 naik menjadi 30%.

Direktur Petrosea Romi Novan Indrawan menyampaikan, pada 2018 proyeksi kinerja perusahaan lebih baik seiring dengan memanasnya harga batu bara. Oleh karena itu, margin EBITDA ditargetkan naik menjadi 30%.

"Kami harapkan margin EBITDA pada 2018 bisa naik menjadi 30% dari 2017 sekitar 27%," paparnya dalam acara paparan publik, Senin (16/4/2018).

Tahun lalu, perusahaan mengantongi kenaikan pendapatan 24,12% year on year (yoy) senilai US$259,87 juta, sedangkan EBITDA tumbuh 9,25% yoy menuju US$69,81 juta. Oleh karena itu, margin EBITDA perseroan mencapai 26,86%.

Menurut Romi, pertumbuhan kinerja terutama didorong lini bisnis pertambangan. Pada 2018, volume pemindahan lapisan tanah penutup ditargetkan naik 59,32% yoy menjadi 133,8 juta bank cubic meter (BCM) dari 2017 sejumlah 83,98 juta BCM.

Pada 2017, kontrak jasa pertambangan berkontribusi 65,91% dari total pendapatan perusahaan. Selanjutnya, lini bisnis rekayasa dan kontruksi menyumbang 27,03%, jasa logistik 6,24%, dan pendapatan lainnya 0,82%.

Per Maret 2018, perusahaan sudah mendapatkan net profit US$10,1 juta dan net income US$1,5 juta. Menurut Romi, nilai tersebut di atas estimasi manajemen PTRO.

Belanja Modal

Untuk memacu ekspansi, anak usaha PT Indika Energy Tbk. (INDY) ini mengalokasikan belanja modal sebesar US$112,6 juta, naik 43,80% yoy dari realisasi 2017 sebesar US$78,3 juta. Sekitar 40% capex berasal dari kas internal, dan selebihnya pinjaman perbankan.

Romi menyampaikan, dari alokasi capex 2018, penambahan kapasitas membutuhkan dana sejumlah US$58,95 juta, peremajaan peralatan US$35 juta, dan penggantian alat baru US$18,8 juta.

Sebelumnya, pada 29 Desember 2017, Petrosea dan PT Bank Mandiri (Persero) menandatangani penambahan fasilitas kredit investasi sebesar US$75 juta, noncash  loan US$50 juta, serta bank garansi dan treasury line US$15 juta.

Pada 11 September 2017, perusahaan juga melakukan perjanjian penambahan fasilitas pinjaman sebesar US$30 juta dengan Citibank. Selain itu, pada 31 Agustus 2017 PTRO menandatangani perjanjian kredit maksimal US$7,5 juta dengan MUFJ.

"Kami masih dalam proses negosiasi dengan sejumlah perbankan lagi. Kira-kira pinjaman yang dinegosiasikan sekitar US$30 juta. Ini juga sebagai capex tahun depan," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper