Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Wall Street jatuh pada perdagangan Senin (2/4/2018), tertekan saham sektor teknologi di tengah kekhawatiran investor atas perang dagang yang kembali bangkit.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 458,92 poin atau 1,9% ke level 23.644,19 turun di bawah rata-rata pergerakan 200 hari. Sementara itu, indeks S&P 500 turun 58,99 poin atau 2,23% ke 2.581,88 dan Nasdaq Composite melemah 193,33 poin atau 2,74% ke 6.870,12.
Dilansir Reuters, hari perdagangan pertama kuartal kedua dimulai dengan aksi jual luas terkonsentrasi di sektor teknologi dan konsumer. Saham-saham besar seperti Amazon.com, Tesla dan Microsoft menjadi penekan indeks, mengambil pusat perhatian dari langkah-langkah perdagangan pembalasan yang diresmikan China pada hari Minggu.
Dengan indeks S&P 500 mencatat koreksi 10% dari rekor tertinggi pada akhir Januari, investor semakin khawatir pasar bullish yang berlangsung selama sembilan tahun mungkin dalam bahaya akan berakhir.
"Ini lebih rumit daripada sekadar aksi jual di sektor teknologi. Apa yang merugikan semuanya adalah bahwa S&P berada di bawa rata-rata pergerakan 200 hari," kata Brian Battle, direktur perdagangan di Performance Trust Capital Partners di Chicago, seperti dikutip Reuters.
"Itu menarik perhatian investor yang menunggu momentum dan mereka tidak peduli apa dasarnya," lanjutnya.
Amazon.com menjadi penekan terbesar pada S&P 500 setelah ditutup turun 5,2%, karena Presiden Donald Trump melanjutkan serangan twitternya pada peritel online ini.
Seluruh 11 sektor utama indeks S&P 500 ditutup melemah, dengan penurunan terbesar terjadi di sektor konsumer dan teknologi yang masing-masing 2,8% dan 2,5%.
Sementara itu, saham Tesla Inc ditutup melemah 5,1% setelah perusahaan dilaporkan memproduksi 2.000 Model 3 per pekan, lebih rendah dari target 2.500 unit per pekan.