Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibayangi Kekhawatiran Perang Dagang AS-China, Wall Street Anjlok

Bursa saham Amerika Serikat melemah pada perdagangan Kamis (22/3/2018), menyusul langkah Presiden Donald Trump untuk mengenakan tarif impor dari China hingga US$60 miliar.
Bursa Wallstreet/Reuters
Bursa Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat melemah pada perdagangan Kamis (22/3/2018), menyusul langkah Presiden Donald Trump untuk mengenakan tarif impor dari China hingga US$60 miliar.

Langkah ini  mendorong kekhawatiran mengenai dampaknya pada ekonomi global serta memicu penurunan persentase terbesar di tiga besar indeks Wall Street sejak memasuki wilayah koreksi enam pekan lalu.

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 724,42 poin atau 2,93% ke 23.957,89, sedangkan indeks S&P 500 kehilangan 68,24 poin atau 2,52% ke 2.643,69, dan Nasdaq Composite turun 2,43% ke 7.166,68.

Dilansir Reuters, Trump menandatangani memorandum kepresidenan yang akan menargetkan impor China setelah periode konsultasi. China akan memiliki ruang untuk menanggapi, mengurangi risiko aksi balasan dari Beijing.

Namun setelah indeks pulih dari posisi terendah sebelumnya, tekanan jual kembali melanda Wall Street menjelang penutupan karena investor khawatir atas skala potensi tarif impor tersebut dan kemungkinan dampaknya pada perdagangan global.

"Ada terlalu banyak sentimen negatif saat ini. Mungkin itu akan naik kereta luncur untuk sesaat. Saya tidak melihat apa pun yang akan meyakinkan orang-orang bahwa semuanya baik-baik saja,” kata John Carey, manajer portofolio di Amundi Pioneer Asset Management, seperti dikutip Reuters.

Industri besar merosot. Produsen pesawat Boeing Co kehilangan 5,2%, Caterpillar Inc turun 5,7% dan 3M Co kehilangan 4,7%. Ketiganya merupakan hambatan terbesar pada indeks Dow Jones Industrial Average. Adapun sektor industri S&P jatuh 3,28%.

Pelemahan ini menandai penurunan persentase harian terbesar untuk masing-masing indeks utama sejak 8 Februari, ketika Dow dan S&P mencatat koreksi pasar dari level tertinggi 26 Januari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper