Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROYEK KERETA CEPAT: WIKA Segera Dapat Kucuran US$594 Juta dari CDB

Kunjungan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. ke China menghasilkan kabar baik. Perseroan mendapat kepastian tentang pencairan dana pinjaman dari China Development Bank senilai US$594 juta untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Pekerja melakukan pengecekan rutin beton di pabrik milik PT Wijaya Karya Beton./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan pengecekan rutin beton di pabrik milik PT Wijaya Karya Beton./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com,JAKARTA — Kunjungan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. ke China menghasilkan kabar baik. Perseroan mendapat kepastian tentang pencairan dana pinjaman dari China Development Bank senilai US$594 juta untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan (KSPP) Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Ahmad Bambang mengungkapkan hasil pertemuan antara Wijaya Karya dan pihak China Development Bank (CDB) mendapatkan hasil positif. Emiten berkode saham WIKA menurutnya tinggal mencairkan dana pinjaman untuk pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

“Pinjaman yang cair sekitar US$594 juta. Arus kas WIKA juga tidak ada masalah,” ujarnya di Jakarta, Kamis (25/1/2018).

Ahmad menjelaskan bahwa persyaratan dokumentasi telah diterima oleh pihak CDB. Selain itu, penjaminan proyek tidak dilakukan 100% oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetapi dilakukan oleh konsorsium.

Seperti diketahui, WIKA selaku anggota dari 7 perusahaan yang ditunjuk sebagai anggota konsorsium kontraktor proyek kereta cepat memiliki porsi sebesar 30% dari total nilai kontrak US$4,3 miliar (belum termasuk PPn). Artinya, kontrak yang ditangani emiten berkode saham WIKA minimal mencapai US$1,29 miliar.

WIKA merupakan pemegang saham mayoritas di PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Perusahaan tersebut dibentuk bersama BUMN lainnya yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tbk., untuk menggarap proyek kereta cepat.

PSBI merupakan pemegang saham mayoritas dengan porsi kepemilikan 60% di perusahaan patungan dengan PT Kereta Cepat Indonesia (KCIC). Sisanya, 40% saham dimiliki oleh konsorsium korporasi China.

Analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman sebelumnya menjelaskan bahwa sentimen positif kelanjutan proyek kereta cepat dinilai bakal mendorong harga saham emiten pelat merah tersebut.

Ciptadana memproyeksikan tahun ini WIKA bakal lebih fokus menggarap bisnis dengan margin tinggi. Adapun bisnis tersebut antar lain precast, aspal, serta pembangkit listrik.

Pada penutupan perdagangan, Kamis (25/1), harga saham WIKA menguat 30 poin atau 1,44% ke level Rp2.110. Total kapitalisasi pasar perseroan senilai Rp18,93 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan tahun 2017 yang belum diaudit, laba bersih WIKA tumbuh 6,24% dari Rp1,04 triliun pada 2016 menjadi Rp1,10 triliun pada tahun lalu. Akan tetapi, angka tersebut lebih kecil dibandingkan dengan pencapaian perusahaan pelat merah konstruksi lainnya.

Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo sebelumnya menjelaskan bahwa WIKA memasang target pertumbuhan laba bersih pada 2018 sebesar 20% di atas prognosa tahun ini. Pasalnya, hal tersebut terkait dengan perkembangan pembangunan kereta cepat yang belum signifikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper