Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Outlook BUMN 2018: Daya Saing BUMN di Pasar Global Jadi Sorotan

Kapabilitas perusahaan pelat merah atau badan usaha milik negara dalam merambah pasar dunia dan bersaing dengan perusahaan swasta menjadi sorotan.
Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) mendengarkan penjelasan Direktur Utama PT Pelindo IV Doso Agung (kedua kiri) dan Direktur Farid Padang (tengah) saat meninjau pembangunan Makassar New Port (MNP) di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (15/1)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) mendengarkan penjelasan Direktur Utama PT Pelindo IV Doso Agung (kedua kiri) dan Direktur Farid Padang (tengah) saat meninjau pembangunan Makassar New Port (MNP) di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (15/1)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Kapabilitas perusahaan pelat merah atau badan usaha milik negara dalam merambah pasar dunia dan bersaing dengan perusahaan swasta menjadi sorotan.

Anwar Nasution, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, mempertanyakan kapabilitas badan usaha milik negara (BUMN) untuk bersaing dengan perusahaan swasta. Pasalnya, perusahaan pelat merah dinilainya belum mampu berbicara banyak di kancah internasional.

Anwar mencontohkan grup Salim Group dan pengusaha Eka Tjipta Widjaja yang mampu menembus pasar ekspor. Padahal, status pendidikan formal terakhir yang dimiliki tidak terlalu tinggi.

Selain itu, sambungnya, dia juga mempertanyakan kemampuan BUMN di negara lain yang mampu menggarap proyek di negara lain. Dia mencontohkan bagaimana BUMN Jepang dan China dapat menggarap infrastruktur di Timur Tengah.

“BUMN kita masih kalah bersaing dengan swasta,” ujarnya dalam “Seminar BUMN Outlook 2018”, di Hotel Le Meredien, Jakarta, Rabu (17/1/2018).

Anwar juga menilai saat ini BUMN masih kalah bersaing dengan perusahaan nasional dan asing dalam urusan produktifitas. Oleh karena itu, dia mempertanyakan niatan holding pelat merah yang bakal mengambil alih saham PT Freeport Indonesia (PTFI).

“PT Inalum pun tidak punya kemampuan teknologi dan jaringan pasar dunia seperti kelompok perusahaan Jepang yang membangun semula,” paparnya.

Dia memproyeksikan konglomerasi BUMN hanya merupakan kebijakan kosmetik tanpa merubah efektifitas dan daya saing. Singapura menjadi efisien dan mampu bersaing di pasar dunia karena sejak lahirnya mereka menghadapi persaingan di dalam negeri yang sangat ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper