Bisnis.com, JAKARTA–Emas masih mengalami penguatan dini hari seiring dengan pernyataan pejabat China yang merekomendasikan perlambatan atau penghentian pembelian obligasi AS.
Terpantau, hingga pagi hari ini pukul 10.25 WIB, harga emas Spot telah mencapai level US$1.319,79 per troy ounce, mengalami penguatan 2,90 poin atau 0,22%. Sementara itu, harga emas Comex capai level US$1.319,20 per troy ounce, menurun tipis 0,01 poin atau 0,01%. Logam mulia pada pekan pertama di 2018 ini telah menggapai level tertinggi dalam empat bulan.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menuturkan bahwa dolar mengalami kenaikan lantaran faktor dari pejabat China yang menyatakan akan mengkaji kembali kepemilikan valuta asing dengan merekomendasikan Pemerintah Beijing untuk memperlambat atau menghentikan pembelian treasury AS.
“Kondisi ini memicu pelemahan terhadap dolar AS dan berimbas menguntungkan bagi aset lindung nilai [emas],” ungkap Faisyal kepada Bisnis.
Pada saat yang sama terpantau indeks dolar AS yang mengukur kurs dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama dunia melemah 0,038 poin atau 0,04% menjadi 92,294. Sejak kemarin, dolar AS telah terjun sejak pernyataan pejabat China tersebut dilambungkan.
Sebagai informasi, Negeri Panda merupakan pemegang surat utang terbesar Amerika Serikat, sehingga upaya memperlambat atau bahkan menghentikan pembeliannya tentu berdampak signifikan bagi pergerakan dolar AS.