Bisnis.com, JAKARTA--Cryptocurrency terbesar, yakni bitcoin, melanjutkan penurunan mereka pada hari Sabtu (23/12/2017). Reli bitcoin yang sempat melonjak mendekati US$20.000 diperkirakan akan melanjutkan pemerosotan.
Berdasarkan data CoinMarketCap pada penutupan perdagangan Sabtu (23/12/2017) waktu Amerika Serikat, Bitcoin berada di $ 13.367. Harga tersebut hampir merosot sepertiga dari rekor tertinggi di US$19.511.
Adapun pada perdagangan Senin (25/12/2017) pukul 7.10 WIB, bitcoin merosot 4,99% menjadi US$14.034,50. Komoditas ini masih membukukan market cap US$235,24 miliar.
Mati Greenspan, senior market analyst online broker eToro di Tel Aviv, Israel, menuturkan pasar di wilayah Barat merupakan penyebab utama terjadinya aksi jual terhadap cryptocurrency. Oleh karena itu, harga anjlok drastis dalam mata uang dolar AS, tetapi tidak terlalu drastis dalam mata uang yen.
Penurunan cryptocurrency selama lima hari berturut-turut sebelumnya terakhir kali terjadi pada September 2017. Pasar memang bergejolak sepanjang tahun ini. Namun, aksi jual baru-baru ini telah memukul investor koin digital.
"Pasar crypto telah mencapai puncaknya, sehingga dia harus kembali ke kenyataan. Sesuatu yang sudah naik 150% dalam waktu kurang dari sebulan mungkin akan terkikis dua digit," papar Greenspan seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (25/12/2017).
Mike McGlone, analis Bloomberg Intelligence, menyampaikan bitcoin adalah patokan cryptocurrency. Namun, bitcoin bukan merupakan representasi yang baik dari teknologi berbasis blokchain.
"Beberapa koin digital generasi kedua memiliki prospek yang lebih baik daripada bitcoin. Seluruh kelompok ini mirip dengan exchange traded fund (ETF)," katanya.