Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Rupiah Ditutup Melemah 27 Poin

Rupiah ditutup melemah 0,2% atau 27 poin di Rp13.546 per dolar AS, setelah dibuka dengan pelemahan 0,04% atau 5 poin di posisi Rp13.524.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,2% pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (6/12/2017), atau terdepresiasi 27 poin ke Rp13.546 per dolar AS.

Rupiah sejak pagi tadi juga dibuka melemah 0,04% atau terdepresiasi 5 poin di posisi Rp13.524. Adapun pada perdagangan Selasa (5/12), rupiah ditutup menguat 0,06% atau 8 poin di posisi Rp13.519 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah terus tertekan dan bergerak pada kisaran Rp13.517 – Rp13.548 per dolar AS.

Bersama rupiah, mayoritas mata uang Asia terdepresiasi dengan won Korea Selatan memimpin pelemahan sebesar 0,69%, diikuti ringgit Malaysia yang melemah 0,23% dan rupee India yang turun 0,21%.

Sementara itu, yen Jepang memimpin penguatan kurs di Asia dengan apresiasi 0,39%, disusul renminbi China yang menguat 0,07%.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,04% atau 0,036 poin ke 93,343 pada pukul 16.57 WIB.

Pergerakan dolar AS terbebani oleh kekhawatiran tentang kemungkinan penutupan pemerintahan (government shutdown) Amerika Serikat. Potensi ini mengimbangi sentimen positif seputar optimisme tentang perkembangan Rancangan Undang-Undang (RUU) perpajakan negeri tersebut.

Dilansir Reuters, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dikendalikan oleh Partai Republik pada Senin (4/12) sepakat untuk menggelar konferensi dengan Senat AS untuk memulai perundingan formal mengenai RUU pajak.

Namun, sementara itu, potensi penutupan pemerintahan AS meningkat apabila para pembuat kebijakan gagal mencapai kesepakatan anggaran pekan ini. Batas waktu pembahasan pendanaan pemerintah adalah Jumat (8/12).

“Saya rasa mereka akan menghindari shutdown, namun ada kekhawatiran tentangnya,” ujar Masafumi Yamamoto, kepala pakar forex di Mizuho Securities, seperti dikutip dari Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper