Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Ekonomi China Mendorong Penguatan Dolar Australia

Data aktivitas manufaktur China menguatkan mata uang dolar Australia (AUD). Pasalnya, pembelian terhadap sejumlah komoditas bahan baku logam dari Negeri Kanguru diperkirakan meningkat.
Dolar Australia./Istimewa
Dolar Australia./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Data aktivitas manufaktur China menguatkan mata uang dolar Australia (AUD). Pasalnya, pembelian terhadap sejumlah komoditas bahan baku logam dari Negeri Kanguru diperkirakan meningkat.

Pada perdagangan Selasa (5/12/2017) pukul 09.40 WIB, mata uang AUD naik 0,0042 poin atau 0,55% menjadi 0,7640 per dolar AS.

Asia Trade Point Futures (ATPF) dalam publikasi risetnya mengatakan, tumbuhnya data PMI China memicu menguatnya AUD-USD pada sesi perdagangan Asia pagi ini.

Berdasarkan Data Biro Statistik Nasional (National Burreau of Statistics/ NBS), data PMI sektor manufaktur China pada November 2017 mencapai 51,8, naik dari bulan sebelumnya sebesar 51,6.

Pada periode yang sama, angka PMI non-manufaktur naik sebesar 54,8 dibandingkan dengan 54,3 pada bulan sebelumnya.

Angka di atas level 50 merupakan angka yang menunjukkan pertumbuhan yang positif bagi perekonomian China. Hal itu memberikan sentimen positif terhadap harga komoditas terutama logam dasar.

Dalam riset berbeda, Monex Investindo Futures menyampaikan bahwa kondisi ekonomi China mempengaruhi ekspor Australia karena China daratan merupakan negara tujuan utama ekspor mineral Australia.

Kenaikan AUD-USD juga disebabkan oleh data ekonomi Australia di mana data penjualan retail di Australia selama Oktober lalu tumbuh 0,5%, lebih tinggi dari periode sebelumnya di angka 0,1%.

Angka tersebut juga lebih tinggi dari ekspektasi pelaku pasar sebesar 0,3% dan merupakan angka pertumbuhan sektor penjualan ritel tertinggi sejak Mei.

Di samping itu, tercatat defisit transaksi berjalan Australia atau Current Account pada kuartal III/2017 sebesar 9,13 juta dolar Australia atau turun sebesar 539 juta dolar Asutralia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper