Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Tertekan Euro, Emas Menguat

Emas menguat di tengah melemahnya dolar Amerika Serikat menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa/European Central Bank (ECB) pada hari ini (26/10/2017).
Emas Comex./.Bloomberg
Emas Comex./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Emas menguat di tengah melemahnya dolar Amerika Serikat menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa/European Central Bank (ECB) pada hari ini (26/10/2017).

Pada perdagangan Kamis (26/10) pukul 11:13 WIB, harga emas spot menguat 2,23 poin atau 0,17% menuju US$1.279,76 per troy ounce. Sementara itu, harga emas Comex kontrak Desember 2017 naik 1,9 poin atau 0,15% menjadi US$1.280,90 per troy ounce.

Adapun indeks dolar AS menurun 0,144 poin atau 0,14% menjadi 93,567. Sepanjang tahun dolar AS melemah 8,46%.

Dolar AS tertekan menguatnya euro menjelang pertemuan ECB pada hari ini. Tercatat mata uang euro menguat 0,0016 poin atau 0,14% menuju 1,1829 per dolar AS.

Selain itu, mata uang pound sterling menguat lantaran data pertumbuhan Inggris yang lebih besar dari perkiraan.

Saat ini pelaku pasar fokus pada pertemuan ECB dimana Presiden ECB Mario Draghi akan mengumumkan rincian pengurangan stimulus moneter.

Pelaku pasar berharap bahwa dalam pertemuan tersebut, ECB memberi sinyal yang jelas kepada pasar kaitannya dengan kebijakan tapering dari program Quantitative Easing (QE).

Sebelumnya ekonom dari Union Bank of Switzerland (UBS) memprediksikan ECB akan mengurangi pembelian aset bulanan menjadi sebesar 30 miliar euro pada Januari 2018, turun 50% dari periode sebelumnya sebesar 60 miliar euro. Pengurangan pembelian aset ini akan dilakukan perlahan hingga September 2018.

Tim analis Asia Trade Point Future dalam publikasi risetnya mengatakan, apabila kebijakan ini diambil oleh ECB, maka menjadi sesuai dengan pernyataan Draghi pada 12 Oktober lalu. Draghi mengatakan dalam pidatonya di Washington DC bahwa tingkat suku bunga Bank Sentral Eropa akan segera naik setelah proses QE berakhir dan masa tingkat suku bunga yang rendah akan segera berakhir.

“Kita harapkan saja apa yang diperkirakan oleh pasar sesuai dengan harapan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper