Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saudi Akan Kurangi Ekspor Minyak, WTI Menguat Lebih dari 2%

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman November ditutup menguat 2,7% atau US$1,34 ke level US$50,92 per barel di New York Mercantile Exchange, level tertinggi dalam lebih dari sepekan terakhir.
Harga Minyak WTI/Reuters
Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melonjak pada perdagangan Selasa, (10/10/2017), menyusul sinyal bahwa OPEC dapat memperpanjang atau memperdalam pemotongan pasokan, sedangkan Arab Saudi berencana mengurangi ekspor minyak bulan depan.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman November ditutup menguat 2,7% atau US$1,34 ke level US$50,92 per barel di New York Mercantile Exchange, level tertinggi dalam lebih dari sepekan terakhir.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Desember menguat 82 sen ke level US$56,61 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan bahwa lebih banyak negara dapat mengikuti kesepakatan pemotongan produksi OPEC, sementara Saudi berencana untuk membatasi penjualan mereka sendiri dalam beberapa minggu ke depan.

"Ada perkiraan bahwa OPEC akan mencapai kesepakatan," Phil Flynn, analis pasar senior Price Futures Group Inc, seperti dikutip Bloomberg.

“Pengumuman Arab Saudi bahwa mereka akan mengurangi ekspor pada bulan depan merupakan tanda bahwa mereka akan terus serius. Jika mengurangi pelanggan pada bulan November, itu mungkin pertanda jelas bahwa Saudi memperkirakan pemotongan produksi ini akan berlanjut," lanjutnya.

Minyak terus berjuang untuk bertahan di atas level US$50 per barel karena kenaikan output dari pengebor minyak shale di AS mengurangi dampak pembatasan pasokan yang diterapkan oleh OPEC dan mitranya, termasuk Rusia.

"Kita memiliki OPEC dan Rusia yang menandakan bahwa mereka setidaknya menimbang untuk kemungkinan mengambil tindakan tegas untuk mengangkat pasar minyak," ungkap Bart Melek, kepala strategi komoditas global di TD Securities.

Sementara itu pelemahan dolar AS juga turut menjadi sentimen positif terhadap harga minyak, karena komoditas ini menjadi lebih menarik minat pelaku pasar di saat dolar melemah.

Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya, ditutup melemah 0,41% atau 0,385 poin ke level 93,290 pada perdagangan Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper