Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara berhasil rebound pada akhir perdagangan kemarin, Rabu (23/8/2017) menyusul penguatan harga minyak mentah.
Pada perdagangan Rabu, harga batu bara untuk kontrak Januari 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup menguat 0,46% atau 0,36 poin di posisi US$77,90/metrik ton.
Batu bara berhasil rebound dari pelemahan tiga hari berturut-turut setelah pada sesi perdagangan sebelumnya ditutup melemah 0,01% ke level US$77,54 per metrik ton.
Rebound harga batu bara ini sejalan dengan harga minyak mentah yang menguat setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) melaporkan penurunan lebih lanjut pada stok minyak mentah dan bensin.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober ditutup menguat 58 sen di US$48,41 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 11% di atas rata-rata pergerakan 100 hari.
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Oktober berakhir menguat 70 sen di US$52,57 per barel, di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Energy Information Administration (EIA) melaporkan jumlah persediaan minyak mentah AS menyusut selama delapan pekan berturut-turut, disertai dengan turunnya persediaan bensin. Penguatan harga minyak sebagian besar telah dirugikan oleh kenaikan produksi dalam beberapa pekan terakhir.
“Saat musim berkendara selama musim panas berakhir, puncaknya permintaan, terasa menggembirakan terus melihat penurunan,” kata Nick Holmes, seorang analis di Tortoise Capital Advisors LLC., seperti dikutip dari Bloomberg.
“Hal itu akan membantu mendukung harga saat kita memasuki musim pemeliharaan kilang,” lanjutnya.
Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2018 di bursa Rotterdam
Tanggal | US$/MT |
23 Agustus | 77,90 (+0,46%) |
22 Agustus | 77,54 (-0,01%) |
21 Agustus | 77,55 (-0,83%) |
18 Agustus | 78,20 (-0,03%) |
17 Agustus | 78,22 (+0,93%) |
Sumber: Bloomberg