Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Tertekan Euro, The Fed & Trump

Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menuju pelemahan mingguannya sekaligus kisaran level terendah dalam hampir dua tahun terhadap euro, setelah Gubernur bank sentral Eropa menyatakan bahwa para pembuat kebijakan akan mendiskusikan perubahan program pembelian obligasi di musim gugur.
Dolar AS./.Bloomberg
Dolar AS./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menuju pelemahan mingguannya sekaligus kisaran level terendah dalam hampir dua tahun terhadap euro, setelah Gubernur bank sentral Eropa menyatakan bahwa para pembuat kebijakan akan mendiskusikan perubahan program pembelian obligasi di musim gugur.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama melandai 0,05% atau 0,047 poin ke 94,259 pada pukul 09.37 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun tipis 0,03% atau 0,033 poin di level 94,273, setelah pada perdagangan Kamis (20/7) berakhir melemah 0,50% di posisi 94,306.

Sementara itu, nilai tukar euro kemarin ditutup naik tajam 1,01% terhadap dolar AS di level 1,1631, meski kemudian terpantau turun tipis 0,03% ke posisi 1,1628 pada pukul 09.48 WIB.

Walaupun mengungkapkan tidak adanya tanggal pasti untuk membahas perubahan pada program moneter ultra-longgar European Central Bank (ECB), Gubernur ECB Mario Draghi menentukan periode langkah tersebut.

“Komentarnya dianggap hawkish, meskipun ECB tidak mengungkapkan kapan akan memulai normalisasi neracanya serta bahkan tetap membiarkan kesempatan untuk pelonggaran tambahan jika diperlukan,” kata Bill Northey, chief investment officer di U.S. Bank Private Client Group, seperti dikutip dari Reuters (Jumat, 21/7/2017).

Sementara itu, menurut para analis, kekhawatiran seputar rendahnya inflasi kemungkinan akan menahan The Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga AS pada pertemuan kebijakannya pekan depan.

Pekan lalu di depan Kongres AS, Gubernur The Fed Janet Yellen mengisyaratkan kehati-hatian dalam testimoninya, didukung oleh adanya data inflasi dan penjualan ritel AS yang mengecewakan sehingga menambahkan alasan bagi bank sentral AS tersebut untuk bertindak secara hati-hati.

Di sisi lain, kegagalan Presiden AS Donald Trump mengumpulkan cukup banyak dukungan untuk reformasi undang-undang kesehatan di Senat pekan ini turut membebani dolar. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan meloloskan agenda reformasi pajak dan stimulusnya.

 

Posisi indeks dolar AS                                       

21/7/2017

(Pk. 09.37 WIB)

94,259

(-0,05%)

20/7/2017

94,306

(-0,50%)

19/7/2017

94,779

(+0,18%)

18/7/2017

94,604

(-0,55%)

17/7/2017

95,128

(-0,03%)

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper