Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks CSI 300 Tergelincir dari Level Tertinggi, Shanghai Composite Melemah

Indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir melemah 0,33% atau 11,99 poin ke 3.658,82, setelah dibuka dengan kenaikan tipis 0,05% di posisi 3.672,63.
Bursa China SHCI/Reuters
Bursa China SHCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks saham bluechip China berbalik melemah pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (12/7/2017), di saat langkah para investor ambil bagian dalam reli saham berkapital besar beberapa pekan terakhir mengambil jedanya, menjelang penyampaian pernyataan oleh Gubenur The Fed Janet Yellen di depan Kongres Amerika Serikat (AS).

Indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir melemah 0,33% atau 11,99 poin ke 3.658,82, setelah dibuka dengan kenaikan tipis 0,05% di posisi 3.672,63.

Pada perdagangan Selasa (11/7), indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir naik 0,5% ke 3.670,81, level tertinggi baru dalam 18 bulan.

Adapun, indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,17% atau 5,49 poin ke level 3.197,54, setelah dibuka turun tipis 0,03% di posisi 3.201,93. 

Saham konsumen dan kesehatan yang bersifat defensif memimpin penurunan, sementara penguatan terlihat pada performa perbankan dan real estate.

Saham China Merchants Bank menyentuh level tertinggi dalam lebih dari sembilan tahun sebelum naik 1,2%. Saham China Merchants Bank telah menguat 38,3% sepanjang tahun ini.

Indeks yang melacak 50 saham bluechip di Shanghai, yang dijuluki indeks "nifty 50" China, menyentuh level tertinggi dalam 23 bulan sebelum bergerak 0,2% lebih rendah, dengan terkikisnya penguatan pada saham perbankan.

“Dorongan pada saham bank terutama disebabkan oleh peningkatan profitabilitas pada pemberi pinjaman di tengah lesunya pemulihan ekonomi,” kata Sun Lijin, analis Pacific Securities, seperti dikutip dari Reuters.

Saham berkapital kecil dilaporkan stabil, meski masih ada 10 perusahaan yang turun dari 10% batas perdagangannya.

Menurut para analis, kelesuan tersebut sebagian disebabkan oleh kekhawatiran tentang laporan laba pertengahan tahun serta ekspektasi lebih banyak ekuitas yang masuk ke pasar China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper