Bisnis.com, JAKARTA – Emiten yang bergerak di sektor makanan minuman (mamin) dan perdagangan eceran masih menjadi primadona untuk ditransaksikan selama bulan ramadan tahun ini. Pada tahun lalu, dalam periode tersebut, kedua sektor ini sebagian besar mencatatkan penaikan harga saham.
Peluang tersebut, tentu saja layak untuk dimanfaatkan, sehingga pelaku pasar pun bisa mendapatkan ‘tunjangan hari raya’ dari penaikan harga saham di kedua sektor itu selama bulan ramadan.
William Surya Wijaya Vice President of Research PT Indosurya Mandiri Sekuritas mengatakan saham barang-barang konsumsi, ritel dan telekomunikasi akan lebih menarik bagi investor.
"Biasanya kinerja sektor konsumsi naik di musim-musim seperti itu [Lebaran]," ungkapnya Sabtu, (13/5/2017).
William merekomendasikan saham INDF, ICBP, UNVR dan MAPI yang layak dikoleksi menjelang Lebaran. Aktivitas konsumsi masyarakat jelang Lebaran, katanya, selalu meningkat.
Peningkatan konsumsi masyarakat menjelang Lebaran akan terlihat dari meningkatnya kinerja penjualan triwulan. Menurutnya, pembaikan kinerja dari efek musiman itu juga bakal mengkerek harga saham emiten-emiten peritel dan consumer goods.
Selain itu, William juga merekomendasikan saham-saham yang bergerak di bidang telekomunikasi dan infrastruktur. Dia menilai sektor infrastrutur sangat berkaitan dengan telekomunikasi, khususnya bila ingin meraih return yang menarik pada jangka panjang.
Adapun rekomendasi saham dari sektor telekomunikasi dan infraatruktur adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM), PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Jasa Marga Tbk. (JSMR).
Dia menilai di era digital, masyarakat yang dulu mengirimkan surat dan kartu pos untuk keluarga yang jauh, kini cukup mengirim pesan singkat dan berkomunikasi via suara serta visual. Menurutnya, aktivitas itu juga akan menyumbang kinerja yang baik bagi emiten telekomunikasi.
Konsumsi Rokok
Kepala Riset Bahana Sekuritas Harry Su menjelaskan, selama bulan Ramadan konsumsi rokok cenderung turun karena puasa. Pada bulan Ramadan, maskapai penerbangan juga cenderung turun, tetapi otomotif dan transportasi akan naik karena penggunaan untuk pulang kampung.
Dia menilai karena lebaran maka biasanya retail akan naik banyak karena banyaknya orang berbelanja. Selain itu, telekomunikasi juga akan meningkat karena penggunaan data juga naik.
Namun, untuk maskapai penerbangan meski akan meningkat karena libur tetapi biaya bahan bakar saat ini tengah tinggi sehingga earning juga akan terdampak.
“Secara overall, kami melihat kuartal II/2017 pertumbuhan earning dan GDP akan meningkat karena aktivitas lebaran,” katanya, Jumat (12/5/2017).
Senior Analyst Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada mengungkapkan harga saham-saham makanan olahan juga menarik untuk dilirik oleh pelaku pasar selama ramadan.
Dia menilai saham ritel tidak seramai makanan minuman serta maanan olahan saat bulan ramadan. “Mungkin karena puasa ramadan identik dengan peningkatan konsumsi makanan daripada belanja konsumsi pakaian dan barang lainnya,” katanya, Minggu (14/5/2017).
Analis First Asia Capital David Sutyanto mengungkapkan saham-saham yang selalu diburu menjelang bulan puasa berasal dari sektor ritel dan consumer goods. Menurutnya, meningkatnya konsumsi masyarakat hingga dua kali lipat berpotensi mempengaruhi kinerja saham sektor tersebut.
Untuk emiten dari sektor ritel, David merekomendasikan, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS), PT Matahari Departmen Store Tbk. (LPPF), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS). Sementara itu, saham emiten barang-barang konsumsi yang layak diperhatikan yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Mayora Indah Tbk. (MYOR).
"Saham yang diburu dari ritel dan consumer goods, karena konsumsi naik dua kali lipat. Jadi kinerja emiten sektor akan berpengaruh juga," ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (12/5/2017).
Selain itu,, emiten-emiten sektor ini juga akan mempromosikan brand yang dimiliki saat puasa. Selain kedua sektor di atas, David juga memproyeksikan sektor otomotif juga akan terkena imbas positif seperti PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL), PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO).