Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Januari-Februari Melambat, Harga CPO Berpotensi Menguat

Harga minyak kelapa sawit semakin menguat sering dengan proyeksi menurunnya produksi serta persediaan di Malaysia sampai Februari 2017. Harga berpeluang memuncak dalam bulan ini di level 3.350 ringgit per ton.

Bisnis.com, JAKARTA--Harga minyak kelapa sawit semakin menguat sering dengan proyeksi menurunnya produksi serta persediaan di Malaysia sampai Februari 2017. Harga berpeluang memuncak dalam bulan ini di level 3.350 ringgit per ton.

Pada penutupan perdagangan Bursa Malaysia, Senin (6/2), harga CPO kontrak April 2017 naik 13 poin atau 0,43% menuju 3.068 ringgit (US$693,1) per ton. Ini menunjukkan pertumbuhan 0,26% sepanjang tahun berjalan. Tahun lalu, harga bertumbuh 25%.

Rajesh Modi, trader perusahaan broker Sprint Exim Pte., di Singapura, menyampaikan harga crude palm oil atau CPO akan didukung oleh rendahnya tingkat persediaan hingga Juni 2017. Sejak tahun lalu jumlah produksi di Malaysia dan Indonesia, sebagai produsen terbesar di dunia, cenderung menurun.

Hal itu tergambar dalam data Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang menyebutkan persediaan CPO pada 2016 turun 22,98% year on year/yoy menjadi 21,32 juta ton dari 2015 sejumlah 27,68 juta ton. Tingkat produksi merosot 13,24% yoy menuju 17,32 juta ton dari sebelumnya 19,96 juta ton.

Sementara itu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyebutkan fenomena El Nino yang terjadi di Indonesia sejak 2015 masih membawa dampak menurunnya produksi minyak sawit. Tahun lalu, total produksi minyak sawit turun 3% menjadi 34,5 juta ton, yang masing-masing disokong oleh CPO sejumlah 31,5 juta ton dan palm kernel oil (PKO) sebesar 3 juta ton.

Pencapaian pada 2016 menurun 3% yoy atau 1 juta ton dari 2015 sejumlah 35,5 juta ton, yang ditopang oleh CPO sebesar 32,5 juta ton dan PKO sebanyak 3 juta ton.

Survei Bloomberg yang melibatkan 8 analis dari kalangan penguasaha, trader, dan analis memperkirakan stok CPO di Malaysia pada periode Januari 2017 turun 11% secara bulanan (month on month/ mom) menjadi 1,49 juta ton dari Desember 2016 sebesar 1,66 juta ton.

Pada bulan pertama 2017, produksi CPO juga diprediksi turun 9,5% mom menuju 1,33 juta ton dari sebelumnya 1,47 juta ton. Pelemahan produksi ini merupakan pemerosotan tertinggi sejak Januari 2016.

Sentimen positif juga datang dari proyeksi tingkat ekspor yang meningkat 3,9% mom menjadi 1,32 juta ton. Angka ini merupakan kenaikan pertama sejak Agustus 2016.

Malaysian Palm Oil Board (MPOB) akan merilis data resmi kinerja pasar CPO Malaysia pada Jumat (10/2). Menurut Modi, masis ketatnya persediaan dalam waktu dekat memberikan sentimen positif terhadap harga.

"Persediaan terdekat masih sangat ketat, dan situasi ini berlangsung sampai Juni 2017. Harga diperkirakan tetap stabil karena kuatnya fundamental," paparnya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (6/2/2017).

Modi mengatakan tren penurunan persediaan masih akan berlangsung sampai Februari 2017. Oleh karena itu, harga berpeluang melambung ke level 3.350 ringgit per ton pada bulan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper