Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Nilai Transaksi BEI Semarang Stagnan

PT Bursa Efek Indonesia kantor cabang Semarang menargetkan rata-rata nilai transaksi di pasar modal sekitar Rp390 miliar per hari dengan penambahan investor baru hingga 6.000 orang untuk wilayah kerja Jawa Tengah bagian utara pada 2017
Bursa Efek Indonesia (bisnis/Dedi Gunawan)
Bursa Efek Indonesia (bisnis/Dedi Gunawan)

Bisnis.com, SEMARANG—PT Bursa Efek Indonesia kantor cabang Semarang menargetkan rata-rata nilai transaksi di pasar modal sekitar Rp390 miliar per hari dengan penambahan investor baru hingga 6.000 orang untuk wilayah kerja Jawa Tengah bagian utara pada 2017.

Kepala Kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Semarang Fanny Rifqi el Fuad, mengatakan target rata-rata nilai transaksi setiap hari tersebut tak berubah dari pencapaian tahun lalu. Adapun realisasi pada 2016 naik sekitar 36,4% dari tahun sebelumnya dengan rata-rata nilai transaksi per hari mencapai Rp286 miliar.  

Di sisi lain, jumlah investor di pasar modal pada tahun lalu bertumbuh sekitar 26,13% menjadi  25.753 investor dari 20.417 investor pada 2015. Sebagai gambaran, wilayah kerja BEI Jawa Tengah bagian utara meliputi 15 kota dan kabupaten yaitu Brebes, Tegal, Pemalang, Kota dan Kabupaten Pekalongan,  Batang, Kendal, Kota dan Kabupaten Semarang, Salatiga, Kudus, Demak, Pati, Jepara, dan Purwodadi.

“Untuk investor baru kami harapkan ada penambahan mencapai 6.000 investor tapi untuk nilai transaksi akan sama karena di awal 2017 IHSG masih akan stagnan berkisar Rp5.200-Rp5.300 sehingga nilai transaksi mengikuti,” katanya, Senin (6/2).

Menurut dia, berkaca dari tahun lalu pertumbuhan jumlah investor akan didominasi kaum muda di kisaran usia 20 tahun hingga 30 tahun khususnya mahasiswa. Sedangkan untuk nilai transaksi peluang mempertahankan raihan tahun lalu dikejar melalui stimulus pada investor dengan penghasilan tetap agar bisa terus berinvestasi di pasar modal.

Stimulus tersebut diberikan kepada investor yang cenderung pasif dengan pemberian informasi mengenai market outlook atau penambahan keterampilan dalam investasi. Menurut dia, tahun ini sektor yang akan ramai diserbu investor adalah konstruksi seiring digenjotnya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah.

Selain itu, saham sektor keuangan pun akan menjadi primadona mengingat saat ekonomi bergeliat sektor tersebut akan ikut bertumbuh. Pun demikian dengan sektor tambang khususnya batu bara karena harganya diproyeksikan akan kembali pulih setelah tahun lalu tidak bersinar.

Sektor konstruksi jadi yang  paling banyak direkomendasikan analis seiring dengan  dimulainya proyek pemerintah. Selain itu sektor keuanagn dan juga sektor yang saat ini dalam tahap konsolidasi yaitu pertambangan,” ujarnya.

Tren tersebut berubah dari tahun lalu. Pada 2016 di wilayah kerja Jawa Tengah bagian utara, saham yang paling diburu menurutnya adalah sektor perbankan karena bank-bank pelat merah menorehkan kinerja positif. Kemudian disusul sektor infrastruktur. Adapun sektor mining pada 2016 kurang diminati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper