Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KURS RUPIAH 19 JANUARI: Spot Ditutup Melemah 29 Poin

Pergerakan nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,19% atau 26 poin ke Rp13.373 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (19/1/2017). Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya pada perdagangan hari ini? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan
Seorang petugas bank memeriksa sejumlah uang rupiah./.Reuters
Seorang petugas bank memeriksa sejumlah uang rupiah./.Reuters
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA— Pergerakan nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,19% atau 26 poin ke Rp13.373 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (19/1/2017).

Rupiah dibuka setelah indeks dolar AS menguat saat pasar menunggu dan setelah pidato Gubernut Federal Reserve janet Yellen.

Yellen kembali menekankan rencana kenaikan Fed Funds rate pada tahun ini, mengingats ejulah data ekonomi AS yang membaik.

Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya pada perdagangan hari ini? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.

16:05 WIB
Pk 16.00 WIB: Spot Ditutup Melemah 29 Poin

Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 29 poin atau 0,22% ke level Rp13.376 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.347 – Rp13.392 per dolar AS.

13:41 WIB
Indeks Dolar AS Masih Serap Pidato Yellen, Rupiah Melemah

Indeks dolar AS naik 0,31% ke 101,24.

Indeks dolar AS menguat didorong oleh komentar Gubernur Federal Reserve Janet Yellen yang menegaskan jika ekonomi Amerika cukup kuat untuk menjamin tingkat suku bunga yang lebih tinggi.

"Pernyataan Yellen memacu harapan untuk kenaikan suku bunga bulan Maret," kata Mitsushige Akino, Pejabat Eksekutif Ichiyoshi Investment Management Co seperti dikutip Bloomberg, Kamis (19/1/2017).

13:20 WIB
Pk. 13.06 WIB: Indeks Dolar AS Masih Kencang, Pelemahan Spot Mulai Menebal

Rupiah melemah 16 poin atau 0,12% ke Rp13.363 per dolar AS, sementara itu indeks dolar AS menguat 0,31% ke 101,24.

 

12:13 WIB
Pk 11.46 WIB: IHSG Jeda Siang, Spot Melemah 10 Poin ke 13.357

Nilai tukar rupiah melemah tipis 0,07% atau 10 poin ke Rp13.357 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (19/1/2017).

11:28 WIB
Pk. 11.02 WIB: Hadapi Tanduk Indeks Dolar AS, Analis: Rupiah Disokong Harga Komoditas

Rupiah hanya melemah tipis di saat indeks dolar AS lanjut menguat.

“Harga komoditas yang tetap tinggi membuat prospek mata uang negara terkait terkait komoditas seperti Indonesia, relatif lebih baik,” kata Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian saat dihubungi hari ini, Kamis (19/1/2017).

Pantauan dari data Bloomberg, terlihat harga karet dan minyak sawit berada di level tertingginya.

Karet kontrak Juni  menguat 0,96% ke 303 yen/kg, sedangkan CPO kontrak Maret masih di atas level 3.180 ringgit/MTdan di kisaran level teringgi dalam enam bulan perdagangan terakhir.

Seperti diketahui mata uang Asia Tenggara ternyata tidak semua melemah, di saat indeks dolar menguat 0,31% ke level 101,24.

Mata uang Asean yang menguat adalah baht Thailand (+0,30%) dan dolar Singapura (+0,13%).

 

Mata uang yang melemah adalah peso Flipina (-0,18%), ringgit Malaysia (-0,16%), dan rupiah melemah 11 poin (0,08%) ke Rp13.358 per dolar AS.

 

 

11:15 WIB
Pk. 11.02 WIB: Indeks Dolar Naik, Baht & Dolar Singapura Tetap Menguat. Rupiah Turun Tipis

Mata uang Asia Tenggara ternyata tidak semua melemah, di saat indeks dolar menguat 0,31% ke level 101,24.

Mata uang Asean yang menguat adalah baht Thailand (+0,30%) dan dolar Singapura (+0,13%).

Mata uang yang melemah adalah peso Flipina (-0,18%), ringgit Malaysia (-0,16%), dan rupiah melemah 11 poin (0,08%) ke Rp13.358 per dolar AS.

 

10:35 WIB
Pk. 10.22 WIB: Pelantikan Trump Besok, Indeks Dola AS Menguat. Rupiah Cenderung Flat

Jelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS pada 20 Januari, indeks dolar AS menguat 0,31% ke level 101,24.

Sementara itu rupiah melemah 6 poin atau 0,04% ke Rp13.353 per dolar AS

09:08 WIB
Pk 08.52 WIB: Spot Melemah 26 Poin ke 13.373

Nilai tukar rupiah masih melemah 0,19% atau 26 poin ke Rp13.373 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (19/1/2017).

08:38 WIB
Pidato Yellen

Gubernur Federal Reserve Janet Yellen mengatakan kenaikan suku bunga acuan secara bertahap masih masuk akal, didorong oleh inflasi yang mendekati target The Fed serta angka tenaga kerja yang positif.

"Menunggu terlalu lama untuk mulai bergerak menuju suku bunga netral dapat berisiko adanya kejutan buruk ke depannya, seperti inflasi yang terlalu tinggi, ketidakstabilan keuangan, atau keduanya," kata Yellen saat berpidato di Commonwealth Club of California di San Francisco, Selasa (18/1/2017) waktu setempat.

"Dalam situasi seperti itu, kita dapat dipaksa untuk menaikkan suku bunga dengan cepat, yang pada gilirannya dapat mendorong ekonomi ke resesi baru," lanjutnya, seperti dikutip Reuters.

The Fed menaikkan suku bunga jangka pendek bulan lalu untuk kedua kalinya sejak krisis keuangan 2007-2009 ketika memangkas suku bunga mendekati nol dan mulai membeli sejumlah besar obligasi dan sekuritas untuk menekan suku bunga jangka panjang.

Kenaikan suku bunga pada bulan Desember mencerminkan kepercayaan bahwa ekonomi AS akan terus pulih, kata Yellen.

Yellen juga mengatakan bahwa ia dan pembuat kebijakan The Fed lainnya mengharapkan bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan jangka pendek ‘beberapa kali setahun’ hingga 2019, mendekati suku bunga berkelanjutan jangka panjang 3%.

Namun, Yellen juga memperingatkan bahwa laju kenaikan suku bunga

08:10 WIB
Pk 08.00 WIB: Spot Dibuka Melemah 26 Poin ke 13.373

Pergerakan nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,19% atau 26 poin ke Rp13.373 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (19/1/2017).

07:58 WIB
Yellen Pidato, Indeks Dolar AS Menguat

Dolar Amerika Serikat menguat menyusul pernyatan Gubernur The Fed mengenai kenaikan suku bunga acuan secara bertahap tahun ini.

Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya, ditutup menguat 0,6% atau 0,60 poin ke level 100,93 hinigga Rabu (18/1/2017).

Dalam pidatonya di Commonwealth Club of California di San Francisco, Selasa (18/1/2017) waktu setempat, Gubernur Federal Reserve Janet Yellen mengatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan secara bertahap masih masuk akal, didorong oleh inflasi yang mendekati target The Fed serta angka tenaga kerja yang positif.

"Menunggu terlalu lama untuk mulai bergerak menuju suku bunga netral dapat berisiko adanya kejutan buruk ke depannya, seperti inflasi yang terlalu tinggi, ketidakstabilan keuangan, atau keduanya," kata Yellen, seperti dikutip Bloomberg.

"Komentar Yellen ini tidak terlalu baru, tapi hal ini membantu pelaku pasar membeli kembali dolar yang melemah bersama dengan imbal hasil obligasi," kata Shin Kadota, analis valuta asing senior Barclays, seperti dikutip Reuters.

Namun, penguatan dolar AS masih tertahan karena para pelaku pasar berhati-hati sebelum pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump, Jumat pekan ini.

"Namun penguatan dolar tertahan menjelang peresmian Trump. The Fed siap untuk menaikkan suku bunga bertahap, namun kebijakan moneter juga akan tergantung pada rincian kebijakan Trump," lanjut Kadota.


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper