Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin: 27 Perusahaan di Sumut Layak "Melantai" di Pasar Modal

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai terdapat 27 perusahaan asal Sumatra Utara yang potensial untuk mengakses pendanaan dari pasar modal melalui penawaran umum perdana (IPO) baik saham maupun obligasi.
Kantor Bursa Efek Indonesia/Ilustrasi
Kantor Bursa Efek Indonesia/Ilustrasi

Bisnis.com, MEDAN - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai terdapat 27 perusahaan asal Sumatra Utara yang potensial untuk mengakses pendanaan dari pasar modal melalui penawaran umum perdana (IPO) baik saham maupun obligasi.

Ketua Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani mengatakan Sumatra Utara terutama Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara juga lebih tinggi dari rerata pertumbuhan ekonomi nasional.

"Ini sudah berlangsung selama beberapa tahun," katanya dalam acara sosialisasi OJK bertajuk Pasar Modal Sebagai Sumber Pendanaan Bagi Pengembangan Industri di Daerah di Medan, Selasa (18/10/2016).

Menurutnya, tingginya pertumbuhan ekonomi Sumut tersebut didorong oleh sektor pertanian dan manufaktur dengan kontribusi masing-masing hampir 20% dari total PDRB. "Untuk industri ini didominasi oleh ekspor minyak nabati dan karet yang memang perlu dibangun agar memberikan value added," jelasnya.

Kebutuhan pengembangan tersebut, sambungnya, perlu ditopang oleh permodalan yang kuat sehingga perlu upaya untuk menghubungkan antara industri dan pasar modal di Sumatra Utara.

Menurutnya, dengan mempertimbangkan kinerja PDRB, pertumbuhan industri, dan pendapatan per kapita di Sumut, ada sekitar 27 perusahaan yang berpotensi untuk IPO. "Saat ini baru 6 perusahaan yang IPO dari Sumut. Padahal potensinya besar, jadi perlu sosialisasi lagi," ujarnya.

Dia menjelaskan pendanaan dari pasar modal juga menjadi alternatif pendanaan di tengah terbatasnya likuiditas pembiayaan dari perbankan.

Di Sumut, sambungnya, total aset perbankan tidak lebih dari Rp250 triliun, sedangkan Dana Pihak Ketiga tidak lebih dari Rp190 triliun sehingga tidak bisa diandalkan untuk meng-cover semua kebutuhan pendanaan industri di Sumut.

"Jadi alternatifnya adalah pasar modal. Pasar modal lebih memudahkan akses pendanaan sesuai cash flow," tuturnya.

Dalam rangka mengajak pelaku usaha di Sumut untuk mengakses pasar modal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Selasa (18/10), menggelar sosialisasi bertajuk 'Pasar Modal Sebagai Sumber Pendanaan Bagi Pengembangan Industri di Daerah' di Hotel Aston, Medan, Sumatra Utara.

Sekitar 300 undangan meramaikan acara tersebut yang berasal dari kalangan pengusaha, perusahaan sekuritas, dan akademisi.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK M. Noor Rachman mengatakan saat ini masih sedikit pengusaha daerah yang sudah memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan dan pembiayaan perusahaannya. "Dari Sumatra Utara baru enam perusahaan yang menggunakan pasar modal," katanya.

Keenam perusahaan itu adalah PT Toba Pulp Lestari Tbk. (IPO saham), PT Bank Mestika Dharma Tbk. (IPO saham), PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. (IPO saham), PT Atmindo Tbk. (IPO saham), PT Bank Sumut (obligasi), dan PT Pelindo I (Persero) sebagai emiten penerbit obligasi.

Jika dibandingkan dengan secara nasional, keenam perusahaan tersebut mewakili 1% dari total perusahaan yang telah mengakses pasar modal. Porsi perusahaan IPO terbesar masih berasal dari DKI Jakarta sebanyak 81%, Jawa Barat 6%, Jawa Timur 5%, dan lainnya 7%.

Noor menambahkan proses pencarian dana di pasar modal tidak sulit karena yang penting adalah disclosure atau keterbukaan informasi. "Dua hal yang dilarang di pasar modal yaitu menipu dan menyembunyikan informasi," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper