Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perundingan Doha Mentok, Harga Emas Malah Terdongkrak

Harga emas kembali mengilap seiring dengan bertumbuhnya permintaan terhadap aset yang aman akibat perundingan antara produsen minyak di Doha, Qatar untuk memangkas pasokan menemui jalan buntu.
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Harga emas kembali mengilap seiring dengan bertumbuhnya permintaan terhadap aset yang aman akibat perundingan antara produsen minyak di Doha, Qatar untuk memangkas pasokan menemui jalan buntu.

Pada perdagangan Senin (18/4) pukul 16:48 WIB harga emas Comex untuk kontrak Juni 2016 terkerek 0,7 poin atau 0,06% menjadi US$1.233,8 per troy ounce. Adapun emas Gold Spot naik 3,87 poin atau 0,31% menjadi US$1.237,86 per troy ounce.

Harga emas telah meningkat di tengah volatilitas pasar keuangan dan kekhawatiran atas propek perekonomian global pada awal 2016. Adapun sentimen terdekat yang mendorong harga ialah tergelincirnya minyak mentah setelah pembicaraan di Doha, Qatar, pada Minggu (17/4) berakhir tanpa persetujuan apapun.

Pertemuan yang awalnya direncanakan menjadi ajang perundingan antar negara produsen untuk melakukan pemangkasan produksi dalam rangka menstabilkan harga tidak tercapai. Investor pun melakukan aksi jual minyak dan beralih ke emas sebagai investasi yang dianggap aman (safe heaven).

Selain itu, melorotnya bursa Asia yang terkena ekses pertemuan Doha juga membantu mendongkrak kemilau logam mulia. MSCI Asia Pacific Index pada penutupan perdagangan Jumat (15/4) mencapai 132,18, atau baru naik 0,21% sepanjang tahun berjalan.

Menurut data dikumpulkan oleh Bloomberg, kepemilikan emas di exchange-traded funds (ETF) naik 5,3 ton menjadi 1.765,33 ton pada perdagangan Jumat (15/4).

Dalam jangka panjang, langkah Federal Reserve yang berhati-hati dalam menaikkan suku bunga mengindikasikan prospek global yang masih belum cemerlang. Gambaran perekonomian yang masih goyah tersebut memacu aksi beli terhadap logam mulia.

Tertundanya kenaikan suku bunga The Fed turut memukul mata uang dolar AS, yang digambarkan dengan Bloomberg Dollar Spot Index menurun tiga bulan berturut-turut. Pelemahan dolar pun meningkatkan daya tarik emas sebagai aset alternatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper