Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA EMAS: Ekuitas AS Picu Kenaikan

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Jumat (19/2/2016) atau Sabtu (20/2/2016) pagi WIB, karena ekuitas AS dan dolar AS menunjukkan pelemahan.
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara

Bisnis.com, CHICAGO -  Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena ekuitas AS dan dolar AS menunjukkan pelemahan.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April naik US$4,5  atau 0,37%  menjadi US$1.230,8  per ounce.

Emas mendapat dukungan ketika indeks dolar AS turun 0,13%  menjadi US$96,72 pada pukul 17.00 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.

Logam mulia diberi dukungan lebih lanjut karena Dow Jones Industrial Average AS turun 43 poin atau 0,27%  pada pukul 17.00 GMT.

Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman. Sebaliknya, ketika ekuitas AS membukukan keuntungan, logam mulia biasanya turun.

Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat membatasi kenaikan emas lebih lanjut karena angka indeks harga konsumen (IHK) inti naik 0,3%  selama Januari, jauh lebih baik dari yang diharapkan para analis. Laporan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun sebesar 2,2%.

Sejak laporan IHK ini jauh lebih baik dari yang diharapkan, analis mencatat bahwa ini adalah sejalan dengan ekspektasi dari Federal Reserve. Para analis percaya data ini mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga The Fed sebelumnya selama Desember bukan sebuah kesalahan.

Namun, meski laporan itu positif, para analis sekarang percaya bahwa penundaan kenaikan suku bunga Federal Reserve AS tidak bisa dihindari karena ketidakstabilan ekonomi.

Sebelum pidato Ketua The Fed Janet Yellen kepada Kongres pada 10 Februari, bank sentral AS mengisyaratkan bahwa masih bisa menaikkan suku pada Maret.

Setelah kesaksian Yellen kepada Kongres menunjukkan bahwa kenaikan akan dilakukan secara bertahap, banyak analis percaya bahwa kenaikan suku bunga berikutnya, dari 0,50 persen ke 0,75 persen akan terjadi lama kemudian tahun ini.

Para pedagang bertaruh bahwa, paling cepat, The Fed akan menaikkan suku 0,50%  ke 0,75$  selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Juni.

Menurut alat Fedwatch CMEGroup, probabilitas tersirat saat ini untuk kenaikan suku bunga dari 0,50%  ke 0,75$ berada pada 11%  untuk pertemuan April 2016, dan 21%  pada pertemuan Juni 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/XINHUA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper