Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KURS RUPIAH 27 AGUSTUS: Rupiah Akhirnya Kembali di Bawah Rp14.000/US$

Kurs rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis (27/8/2015) akhirnya ditutup menguat 1,01% atau 143 poin ke level Rp13.990/US$. Kurs ini menjadi paling kuat selama sepekan terakhir dan kembali ke bawah Rp14.000/US$. Sepanjang hari ini, rupiah bergerak di level terkuat Rp13.990/US$ dan terlemah Rp14.151/US$.
Rupiah/JIBI-Abdullah Azzam
Rupiah/JIBI-Abdullah Azzam
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA—Kurs rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis (27/8/2015) akhirnya ditutup menguat 1,01% atau 143 poin ke level Rp13.990/US$. Kurs ini menjadi paling kuat selama sepekan terakhir dan kembali ke bawah Rp14.000/US$. Sepanjang hari ini, rupiah bergerak di level terkuat Rp13.990/US$ dan terlemah Rp14.151/US$.

Bloomberg Dollar Index mencatat saat dibuka hari ini, Kamis (27/8/2015), rupiah menguat 36 poin atau 0,25% ke Rp14.097/US$.

16:14 WIB
Pukul 16:00 WIB: Rupiah Akhirnya Menguat di Bawah Rp14.000/US$

Kurs rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis (27/8/2015) akhirnya ditutup menguat 1,01% atau 143 poin ke level Rp13.990/US$. Kurs ini menjadi paling kuat selama sepekan terakhir dan kembali ke bawah Rp14.000/US$. Sepanjang hari ini, rupiah bergerak di level terkuat Rp13.990/US$ dan terlemah Rp14.151/US$.

14:13 WIB
Pk 13: 53 WIB: Rupiah Masih Pimpin Penguatan Mata Uang Asean

Rupiah masih bertahan untuk memimpin penguatan mata uang negara di kawasan Asia Tenggara.

Dolar Singapura (+0,3%), ringgit Malaysia (+0,22%), rupiah menguat 0,41% ke Rp14.075/US$.

Sementera itu mata uang yang melemah, adalah peso Filipina (-0,18%) dan baht (-0,11%).

13:02 WIB
Jokowi Siapkan Paket Kebijakan Ekonomi, Rupiah Menguat Signifikan

Pemerintah menyiapkan paket kebijakan ekonomi untuk memperlancar kegiatan ekonomi nasional, dan mendorong masuknya valuta asing dari luar negeri.

Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah meminta menterinya menyiapkan paket kebijakan besar untuk memperbaiki kondisi perekonomian nasional.

"Presiden meminta dan sudah merinci satu paket kebijakan besar yang harus sudah keluar pekan depan," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Darmin menuturkan paket kebijakan ekonomi yang disiapkan tersebut menyangkut sektor riil, keuangan, deregulasi, tax holiday, dan beberapa kebijakan baru untuk memperlancar kegiatan ekonomi di dalam negeri, serta mendorong masuknya valuta asing dari luar negeri.

Menurutnya, Indonesia saat ini membutuhkan paket kebijakan ekonomi baru, agar dapat memperbaiki nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

Darmin menargetkan paket kebijakan ekonomi baru tersebut dapat dikeluarkan pemerintah dalam 3 hari mendatang. "Rincian kebijakannya jangan ditanya dulu, tunggu saja. Kalau pada saatnya kami sudah bisa menjelaskan satu persatu, kami akan jelaskan," ujarnya.

Presiden Jokowi sebelumnya telah menyetujui enam kebijakan ekonomi yang akan dituangkan dalam Peraturan Pemerintah. Kebijakan tersebut diusulkan untuk mengantisipasi pelambatan ekonomi nasional, karena dampak perekonomian global.

Adapun enam kebijakan yang diusulkan adalah tax allowance untuk perusahaan yang mampu melakukan reinvestasi dengan hasil dividen, kebijakan bea masuk anti-dumping sementara, dan bea masuk tindak pengamanan sementara terhadap produk impor yang unfair trade.

Kemudian, pemerintah memberikan bebas visa kunjungan singkat terhadap wisatawan dari beberapa negara, kewajiban penggunaan biofuel hingga 15% agar mengurangi impor solar, penerapan letter of credit untuk produk sumber daya alam, dan restrukturisasi perusahaan reasuransi domestik

13:08 WIB
Pk. 12:52 WIB: Pemerintah Siapkan Stimulus, Penguatan Rupiah Melesat

Rupiah diperdagangkan di level Rp14.070 per dolar AS. Rupiah menguat 63 poin atau terapresiasi 0,45% dari level penutupan kemarin.

Rupiah Indonesia naik paling tinggi dalam dua minggu terakhir, rebound dari level terendah 17 tahun.

Penguatan rupiah terkait pemerintah Presiden Joko Widodo yang mempersiapkan stimulus ekonomi untuk meningkatkan investasi dan menopang mata uang, seperti diungkapkan Menko Perekonomian Darmin Nasution kepada wartawan, Kamis.

"Para pembuat kebijakan tampaknya cukup peduli dengan kelemahan mata uang, dan sedang mempersiapkan semacam keringanan pajak untuk korporat dan investor untuk membawa dolar," kata Khoon Goh, Ahli Strategi Senior Valuta asing Australia & New Zealand Banking Group Ltd seperti dikutip Bloomberg, Kamis (27/8/2015).

Mata uang merging market, termasuk rupiah, tertekan setelah China melakukan devaluasi yuan pada 11 Agustus, dan spekulasi AS akan menaikkan tingkat suku bunga.

Sentimen tersebut mendorong investor ke luar dari aset berisiko di pasar emerging.

Rupiah telah merosot 3,3% sejak 11 Agustus.

 

12:12 WIB
Pukul 12.00 WIB: Rupiah Menguat 53 Poin ke Rp14.080 di Jeda Siang

Rupiah diperdagangkan di level Rp14.080 per dolar AS di jeda siang perdagangan bursa saham. Rupiah menguat 53 poin atau terapresiasi 0,38% dari level penutupan kemarin.

11:04 WIB
Pk. 10:48 WIB: Luar Biasa, Rupiah Pimpin Penguatan di Mata Uang Asean

Mata uang di Asia Tenggara mayoritas melemah, dan rupiah mampu memimpin penguatan.

Dolar Singapura (+0,31%), dan rupiah menguat 0,58% atau 79 poin ke Rp14.054/US$.

sementara itu yang melemah adalah peso Filipina (-0,07%), ringgit Malaysia (-0,08%), dan baht Thailand (-0,08%).

 

 

09:30 WIB
Sentimen Penggerak Rupiah/US$ Hari Ini

Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Kamis (27/8/2015) tertekan pelemahan harga komoditas.

“Harga komoditas yang masih turun berpeluang menjaga tekanan pelemahan rupiah,“ kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (27/8/2015).

Dikemukakan dolar kembali kuat di Asia setelah pemangkasan suku bunga acuan serta GWM olehbank sentral China PboC , yang tidak sepenuhnya direspons positif.

Dikemukakan rupiah juga ikut tertekan hingga kemarin sore bersama dengan kenaikan tipis yield SUN.

Pemangkasan proyeksi PDB oleh BI menambah keyakinan perlambatan ekonomi akan tetap hadir, paling tidak sampai akhir tahun ini.

“Itu mungkin bisa menjadi alasan untuk BI Rate yang lebih rendah ke depan, tetapi selama rupiah terus tertekan kesempatan untuk stimulus moneter yang lebih kuat akan semakin rendah,” kata Rangga.

Sementara itu optimisme terhadap perekonomian AS perlahan mulai kembali sehingga memicu naiknya S&P 500 hampir 4% hingga dini hari tadi. Diikuti oleh penguatan indeks dolar index dan kenaikan yield US Treasury yang cukup signifikan.

Akan tetapi, ujarnya, keraguan bank sentral ASD The Fed akan menaikkan Fed Rate di September makin tinggi, melihat volatilitas tinggi di pasar modal AS.

“Malam nanti ditunggu revisi GDP AS kuartal II/2015 yang diperkirakan kembali naik,” kata Rangga.

09:13 WIB
Pukul 08.57 WIB: Rupiah Berbalik Melemah 7 Poin ke Rp14.140/US$

Rupiah diperdagangkan terdepresiasi tipis 0,05% atau melemah 7 poin ke Rp14.140 per dolar AS setelah perdagangan di bursa saham dibuka.

08:09 WIB
Pk. 08:00 WIB: Rupiah Dibuka Menguat 36 Poin ke Rp14.097/US$

Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Kamis (27/8/2015) rupiah menguat 36 poin atau 0,25% ke Rp14.097/US$.

Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.

07:51 WIB
Kamis, Indeks Dolar AS Dibuka Naik 0,1% ke 95,191

Indeks dolar AS pada Kamis, ditutup naik 0,1% ke 95,191

06:24 WIB
Prediksi Kurs Tengah BI

NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) memperkirakan kurs tengah Bank Indonesia nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Kamis (27/8/2015) bergerak pada rentang Rp14.090-Rp 14.125.

06:23 WIB
Indeks Dolar AS Rabu Ditutup mengiat 0,6% ke 95,1

Indeks dolar AS pada Rabu atau Kamis pagi WIB ditutuo menguat 0,6% ke  95,1

06:22 WIB
Rupiah Rabu Ditutup Melemah 79 Poin ke 14.133

Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Rabu (26/8/2015) rupiah ditutup melemah 79 poin atau 0,56% ke Rp14.0133 per dolar AS.

 


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper