Bisnis.com, .JAKARTA— Pada hari pertama pemberlakuan aturan perubahan lot saham dan fraksi harga saham, nilai transaksi perdagangan tercatat hanya Rp3,11 triliun, turun nyaris 50% dari transaksi harian rata-rata pada 2013 sebesar Rp5 triliun—Rp6 triliun.
Seiring dengan itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,29% ke level 4.202,81. Volume transaksi yang dicatatkan hanya 2,66 miliar lembar saham dengan frekuensi 139.455 kali.
Jumlah itu turun dibandingkan dengan volume perdagangan akhir pekan lalu yang mencapai Rp3,35 triliun dengan volume 2,68 miliar lembar saham.
Namun demikian, dari sisi frekuensi mengalami kenaikan dibandingkan dengan frekuensi perdagangan akhir pekan lalu 95.832 kali.
Investor asing pun tercatat melakukan aksi jual bersih dengan total nilai Rp188,3 miliar.
“Mungkin dari investor melihat perubahan lot dan fraksi ini cenderung wait and see, apalagi pada hari pertama. Saya dengar juga tadi ada beberapa yang mengalami kendala di sistem trading mereka,” kata James, analis PT Sinarmas Sekuritas.
Namun, menurutnya, perubahan lot dan fraksi harga bukanlah faktor satu-satunya.
Pasalnya, James menilai investor juga menunggu kabar baik dari rilis data-data ekonomi, baik dari dalam maupun luar negeri.
Selain itu, faktor lainnya adalah banyak orang yang baru kembali dari libur panjang sejak akhir Desember sehingga jumlah orang yang bertransaksi juga belum kembali seperti kondisi biasanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo. Dia menjelaskan saat ini pelaku pasar modal masih dalam tahap penyesuaian terhadap kebijakan baru itu. Meski demikian, pelemahan indeks kemarin dinilai masih wajar karena terdorong oleh kondisi pasar di regional
yang belum membaik.
“Indeks melemah, tetapi ditutup masih di atas support jadi masih ada harapan meskipun cukup mengkhawatirkan.”
Selain itu, frekuensi transaksi perdagangan sebanyak 139.455 kali, atau turun sekitar 10% dibandingkan dengan rata-rata harian 2013 dinilai masih baik.