Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asumsi ICP RAPBN 2026 Turun, Emiten Migas ENRG-MEDC Telan Pil Pahit?

Asumsi ICP RAPBN 2026 turun, berisiko mengancam kinerja emiten migas seperti MEDC dan ENRG.
Ilustrasi kilang minyak lepas pantai / Kementerian ESDM
Ilustrasi kilang minyak lepas pantai / Kementerian ESDM
Ringkasan Berita
  • Asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) dalam RAPBN 2026 ditetapkan lebih rendah di US$70 per barel dibandingkan APBN 2025 yang sebesar US$82 per barel, berpotensi menekan pendapatan emiten migas seperti MEDC dan ENRG.
  • Target lifting minyak dan gas dalam RAPBN 2026 tidak jauh berbeda dengan APBN 2025, memberikan kepastian volume meskipun tidak signifikan mempengaruhi sentimen pasar.
  • MEDC mengalami penurunan pendapatan dan laba bersih pada semester I/2025 akibat harga realisasi minyak yang turun, sementara ENRG lebih tahan terhadap fluktuasi harga minyak karena diversifikasi penjualan.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

MEDC selama enam bulan pertama 2025 membukukan pendapatan sebesar US$1,13 miliar, atau tergerus -2,3% secara tahunan (year-on-year/YoY). Hal ini menyebabkan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih anjlok 81,52% YoY menjadi US$37,36 juta.

Penurunan pendapatan tersebut disebabkan oleh harga realisasi minyak yang turun signifikan menjadi US$69,5/barel, alias kontraksi -14% YoY.

Riset Samuel Sekuritas yang ditulis Juan Harahap dan Fadhlan Banny, menyatakan bahwa MEDC memiliki ketahanan yang rentan terhadap fluktuasi harga minyak global karena penjualannya didominasi oleh minyak.

Riset tersebut membandingkan dengan fundamental PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) yang dirasa lebih memiliki daya tahan, karena penjualan minyak ENRG hanya berkontribusi 35% dari total pendapatan.

Riset tersebut menghitung, setiap ada perubahan harga minyak sebesar sekitar 1,0%, maka hanya berdampak sekitar 1,8% terhadap pendapatan ENRG.

"MEDC memiliki sensitivitas lebih tinggi sebesar kurang lebih 4,8%, karena minyak mendominasi bagian terbesar dari sekitar 60% penjualan minyak dan gas," tulis riset Samuel Sekuritas.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro