Bisnis.com, JAKARTA — Aksi beli bersih atau net buy dari investor asing mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menembus ke atas level 7.000 pada Mei 2025. Deeskalasi perang dagang AS dan China salah satu katalis positifnya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melesat 7,44% ke level 7.175,82 sepanjang Mei 2025. Investor asing terpantau melakukan pembelian bersih dengan total Rp4,32 triliun selama sebulan terakhir.
Pekan ini saja, investor asing terus menambah kepemilikan sahamnya di RI sebesar Rp1,47 triliun. Pekan lalu, jumlah net buy itu lebih tinggi lagi senilai Rp2,13 triliun. Secara akumulasi sejak awal tahun, investor asing mencatatkan jual bersih atau net sell senilai Rp45,18 triliun.
Analis dan VP Head of Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi ikut mengatakan bahwa IHSG pada Mei mendapatkan tenaga tambahan dari inflow asing tersebut.
“Pasar mengantisipasi kebijakan tarif Presiden Trump,” ujar Audi, Jumat (30/5/2025).
Dana asing yang kembali masuk ke pasar saham domestik terdorong oleh beberapa faktor a.l. kekhawatiran kredit rating AS setelah Moody's memangkas kredit rating AS menjadi Aa1 dengan outlook stabil. Selain itu, deeskalasi perang dagang juga menambah kepercayaan diri investor global untuk masuk ke aset negara berkembang seperti Indonesia.
Selanjutnya, pelemahan indeks dolar AS dan fundamental inti ekonomi Indonesia yang stabil telah membawa apresiasi ke nilai tukar rupiah. Saat ini, rupiah bergerak di level Rp16.300 per dolar AS dengan inflasi terjaga 2,5% +/- 1%.
Memasuki Juni ini, IHSG diperkirakan rentan dengan aksi ambil untung (profit taking) dari investor. Secara teknikal, IHSG disebut sudah masuk ke dalam zona jenuh beli.
Terdapat sejumlah saham yang direkomendasikan oleh Kiwoom Sekuritas untuk dicermati pada Juni a.l. ICBP, MYOR, AMRT, UNVR, GIAA, BIRD, JSMR.
Kemudian saham perbankan dan multifinance juga direkomendasikan seperti BBRI, BMRI, ARTO, dan BFIN. Lalu sektor properti dan semen seperti CTRA, SMRA, PWON, SMGR, dan PTPP.
Selanjutnya adalah saham teknologi dan data center dengan saham TLKM, WIFI, DCII, serta sektor energi yang meliputi saham ITMG, ADRO, AADI, serta PGEO.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.