Bisnis.com, JAKARTA — Transaksi aset kripto di Indonesia diproyeksikan meningkat seiring tingginya permintaan investor saat pasar saham domestik memasuki periode libur panjang.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengatakan momen libur nasional dan cuti bersama yang membuat perdagangan saham dan instrumen konvensional lainnya berhenti sementara justru membuka peluang bagi pertumbuhan minat terhadap aset kripto.
“Momen libur panjang atau cuti bersama di pasar modal Indonesia menjadi celah bagi investor untuk melirik aset kripto yang tetap aktif diperdagangkan,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (14/5/2025).
Bursa Efek Indonesia (BEI) sendiri pada Mei 2025 ini menjadwalkan lima hari libur perdagangan, termasuk Hari Buruh, Waisak, dan Kenaikan Isa Almasih beserta cuti bersama masing-masing. Adapun pada Juni 2025, BEI kembali libur selama tiga hari karena Hari Raya Iduladha, cuti bersama, dan Tahun Baru Islam.
Di sisi lain, pasar kripto beroperasi 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu tanpa libur. Akses yang mudah melalui platform digital turut mendukung lonjakan permintaan, khususnya dari kalangan investor ritel yang mencari alternatif diversifikasi portofolio.
“Namun demikian, perlu diingat bahwa kripto memiliki volatilitas tinggi. Pengelolaan risiko tetap menjadi kunci utama dalam investasi aset digital,” tambah Fyqieh.
Baca Juga
Kinerja harga kripto juga turut menarik perhatian pelaku pasar. Harga Bitcoin, misalnya, telah melonjak 22,28% dalam sebulan terakhir dan kini berada di level US$103.219 per koin, berdasarkan data CoinMarketCap. Peningkatan ini ikut mendongkrak volume transaksi, baik dari investor ritel maupun institusi.
“Banyak investor memanfaatkan momentum ini untuk masuk pasar, tidak hanya pada Bitcoin, tetapi juga altcoin yang ikut terdorong naik,” katanya.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, hingga akhir Februari 2025, jumlah investor aset kripto mencapai 13,31 juta orang, naik dari 12,92 juta pada Januari. Sementara itu, nilai transaksi kripto pada Februari tercatat Rp32,78 triliun, menjadikan total transaksi Januari–Februari 2025 mencapai Rp76,85 triliun. Angka ini meningkat signifikan dari Rp55,26 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, turut menilai bahwa periode libur di pasar modal bisa mendorong pergeseran minat ke aset nonkonvensional seperti kripto, forex, hingga mata uang safe haven.
“Bisa terjadi peralihan ke aset seperti kripto, forex, atau mata uang seperti Yen Jepang dan Swiss Franc,” ujar Nafan.