Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau makin bersemangat dan mendekati level psikologis 7.000 pada perdagangan siang hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 2,17% ke level 6.981 pada pukul 14.01 WIB hari ini, Rabu (14/5/2025). Sebanyak 397 saham menguat, 213 saham melemah, dan 185 saham diperdagangkan stagnan.
Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pun tembus Rp12.161,59 triliun.
Head of Research dari NH Korindo Sekuritas Indonesia Ezaridho Ibnutama memandang bahwa kesepakatan dagang antara AS dan China selama 90 hari telah membuka ruang pemulihan sementara bagi IHSG.
Indeks komposit diproyeksikan menguat saat pembukaan perdagangan usai libur panjang, bahkan berpotensi menembus level 7.000. Meski demikian, dia mengingatkan bahwa euforia tersebut tidak akan bertahan lama.
“Kami memperkirakan penguatan IHSG saat pembukaan pasar pada Rabu, 14 Mei 2024, bisa menembus resistance psikologis 7.000, tetapi area tersebut tidak akan mampu dipertahankan lama,” tutur Ezaridho dalam laporannya, Selasa (13/5/2025).
Baca Juga
Hal tersebut dikarenakan kondisi saat ini hanya mencerminkan rebound teknikal jangka pendek alias dead cat bounce. Menurutnya, IHSG masih menghadapi tekanan likuiditas dengan posisi net foreign sell yang masih cukup dominan.
Berdasarkan data statistik BEI, investor asing mencatatkan jual bersih atau net sell di seluruh pasar sebesar Rp3,26 triliun pada 5-9 Mei 2025.
Selain itu, Ezaridho menuturkan gelembung investasi yang sebelumnya didorong pemerintah melalui hilirisasi nikel dan digitalisasi mulai kehilangan daya tarik dengan catatan return on investment (ROI) yang kurang memuaskan bagi investor.
Angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang lemah, disinflasi, serta penyusutan kelas menengah juga menjadi batas atas terhadap euforia perubahan kondisi makro global, sehingga IHSG diperkirakan sulit bertahan di level 7.000.
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan PDB pada kuartal I/2025 hanya mencapai 4,87% secara tahunan (year on year/YoY). Perlambatan ini diperkirakan berlanjut dengan kisaran angka 4,68%-4,83% pada kuartal II/2025.
“Dengan demikian, IHSG kemungkinan tidak mampu bertahan di atas level 7.000, meskipun berhasil menembusnya dalam jangka pendek,” ucap Ezaridho.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.