Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Terbakar Ancaman Tarif Baru Trump, Indeks S&P 500 Akhiri Reli 9 Hari

Indeks S&P 500 mengakhiri penguatan selama sembilan hari berturut-turut, reli terpanjang sejak 2004.
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street tertekan pada perdagangan Senin (5/5/2025), dengan indeks S&P 500 mengakhiri reli terpanjangnya dalam dua dekade menyusul kebijakan tarif terbaru Presiden Donald Trump.

Melansir Reuters, indeks S&P 500 melemah 36,29 poin atau 0,64% ke 5.650,38, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 98,60 poin atau 0,24% ke 41.218,83 dan Nasdaq terkoreksi 133,49 poin atau 0,74% ke 17.844,24.

Indeks S&P 500 sebelumnya menguat selama sembilan hari berturut-turut, reli terpanjang sejak 2004, usai sempat tergelincir hampir 15% pasca pengumuman tarif pertama pada awal April. Indeks Dow Jones juga menghentikan reli sembilan harinya, terpanjang sejak Desember 2023.

Dalam wawancara pekan lalu, Trump kembali menggandakan dukungan pada kebijakan tarif, menyebut bahwa pajak impor akan membuat warga AS lebih sejahtera. Trump juga mengumumkan tarif 100% terhadap film asing, yang mempertegas sikap proteksionis pemerintahannya.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent membela kebijakan tersebut dengan menyebut bahwa langkah itu sejalan dengan agenda ekonomi yang lebih luas termasuk pemangkasan pajak dan pertumbuhan jangka panjang.

Kepala strategi pasar B Riley Wealth Art Hogan mengatakan pasar mulai menghargai kemungkinan tercapainya kesepakatan dagang, tetapi waktu semakin sempit.

“Menjaga reli sembilan hari bukan hal mudah,” jelasnya, seperti dikutip Reuters.

Saham perusahaan produksi film seperti Netflix dan Amazon ikut terpukul. Netflix turun 1,9%, mengakhiri reli 11 harinya. Amazon melemah 1,9%, dan Paramount Global turun 1,6%.

Sektor energi menjadi yang paling terpukul di antara 11 sektor utama S&P, turun 2%, setelah OPEC+ memutuskan mempercepat peningkatan produksi, menimbulkan kekhawatiran kelebihan pasokan di tengah permintaan yang belum stabil.

Saham Berkshire Hathaway kelas B anjlok 5,1% setelah Warren Buffett mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO.

Sementara itu, data dari Institute for Supply Management menunjukkan sektor jasa AS tumbuh pada April, namun lonjakan tajam pada indeks harga yang dibayar mengindikasikan bahwa tarif mulai menekan inflasi.

Pelaku pasar kini menantikan pengumuman The Fed pada Rabu. Bank sentral AS diperkirakan mempertahankan suku bunga, namun pernyataan Ketua Jerome Powell akan dicermati sebagai sinyal arah kebijakan selanjutnya.

Data LSEG menunjukkan pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 75 basis poin pada 2025, dengan penurunan pertama kemungkinan terjadi pada pertemuan Juli.

Di sisi lain, investor mulai khawatir tarif akan menekan profitabilitas korporasi. Saham Tyson Foods anjlok 7,7% setelah meleset dari target pendapatan, sedangkan Skechers melonjak 24,3% setelah disepakati akan diambil alih oleh 3G Capital dalam kesepakatan senilai US$9,4 miliar.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper