Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Ramai Lakukan Buyback, Potensial untuk Rotasi Sektor?

Sejumlah saham dapat dicermati di tengah pelemahan IHSG, terutama saham-saham yang melakukan buyback.
Mahasiswi beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (5/2/2025)./JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Mahasiswi beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (5/2/2025)./JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat masih melemah 8,58% sejak awal tahun 2025. Analis melihat saham-saham yang melakukan buyback dapat dicermati untuk melakukan rotasi sektor seiring dengan pelemahan IHSG tersebut.

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah Budiman mengatakan pada kuartal II/2025, investor dapat fokus pada saham-saham yang memberikan komitmen untuk melakukan buyback, dengan jadwal pembelian saham kembali yang akan dilakukan selama tiga bulan ke depan. 

"Beberapa saham yang bisa diperhatikan adalah BUKA yang baru saja memberikan informasi akan melakukan buyback," kata Fath, Rabu (26/3/2025).

Sebagai informasi, BUKA menyampaikan akan melakukan pembelian kembali saham tanpa RUPS. Jumlah nilai keseluruhan pembelian kembali saham BUKA ini diperkirakan sebesar-besarnya Rp1,9 triliun. 

Pembelian kembali saham ini akan dilakukan BUKA melalui Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek, baik secara bertahap maupun sekaligus, dan diselesaikan paling lambat tiga bulan terhitung sejak 26 Maret 2025 sampai 25 Juni 2025.

Langkah buyback ini diambil untuk menjaga kestabilan antara fundamental BUKA dan fluktuasi kondisi pasar saat ini, serta tingkat kepercayaan para pemangku kepentingan dapat terus terjaga dalam mendukung usaha BUKA untuk mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Selain itu, lanjut Fath, saham emiten teknologi lainnya yaitu GOTO juga dapat dicermati. Menurut Fath, GOTO berpotensi memiliki kinerja yang positif selama tahun 2025 dan bisa menjadi saham pilihan di kuartal II/2025.

Adapun untuk sentimen bagi pasar modal pada kuartal II/2025 ini, menurut Fath selain sentimen yang datang dari penerapan tarif Trump pada 2 April, sentimen dari suku bunga, serta pertumbuhan ekonomi China juga masih akan menjadi perhatian pelaku pasar.

"Sementara itu, dari dalam negeri pasar akan melihat perkembangan daya beli, kebijakan pemerintah, dan defisit anggaran," ucap Fath.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper