Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Masih Lesu di Awal 2025, Analis Beri Bocoran Sektor yang Menarik

Meski IHSG masih melemah sejak awal tahun, analis melihat masih terdapat sejumlah sektor menarik yang dapat dipertimbangkan investor.
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (4/2/2025)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (4/2/2025)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat masih melemah 8,58% sejak awal tahun 2025. Analis melihat masih terdapat sejumlah sektor menarik yang dapat dipertimbangkan investor.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata menuturkan foreign outflow atau arus keluar investor asing masih terjadi hingga saat ini. Liza belum melihat kapan pastinya investor asing dapat kembali lagi ke pasar modal Indonesia. 

"Jadi masih perlu banyak PR yang dibenahi oleh pemerintah kita, bagaimana caranya mereka bisa membuat program-program untuk bisa menarik investasi asing ke Indonesia," kata Liza dalam Iftarvest Kiwoom Sekuritas, di Jakarta, pekan lalu.

Di sisi lain, menurut Liza, aksi jual yang terjadi di pasar saat ini menimbang Pasar Modal Indonesia yang akan mengalami libur Lebaran cukup panjang. Saat libur lebaran, menurutnya efek dari tarif Trump akan mulai berlaku pada 2 April mendatang.

Karena hal tersebut, lanjutnya, investor mulai mengurangi posisi atau melakukan aksi jual di pasar modal Indonesia untuk menghindari volatilitas selama libur Lebaran.

Meskipun demikian, Liza masih memandang optimistis terhadap prospek pasar modal Indonesia. Dia menyebut saat ini valuasi PE dan PBV pasar modal Indonesia telah cukup murah dibandingkan dengan beberapa pasar modal.

"Intinya masih banyak potensi ke depannya, cuma kita bergantung kepada deregulasi dari pemerintah. Stimulus-stimulus apa yang bisa mereka hadirkan dalam beberapa bulan ke depan?" ucapnya.

Adapun sektor-sektor pilihan untuk melakukan rotasi saham adalah seperti sektor perbankan dan teknologi. Untuk sektor bank, Liza memilih saham BRIS, BMRI, dan BBCA.

Kemudian untuk teknologi, menurutnya saat ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan transformasi. Saham-saham teknologi yang dipilih oleh Liza cenderung merupakan saham teknologi di bidang data center dan penyedia layanan internet.

"Data center memang harganya sudah overprice, tapi melihat tren ke depannya itu, ini bagus," tuturnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper