Bisnis.com, JAKARTA — PT Indika Energy Tbk. (INDY) tengah berpartisipasi sebagai cornerstone investor dalam rencana penawaran umum perdana (IPO) Nanshan Aluminium International Holdings Limited (Nanshan) di Bursa Saham Hong Kong (HKEX).
Lewat anak usahannya PT Perkasa Investama Mineral, INDY bakal melakukan investasi sebesar US$10 juta atau nilai yang setara dalam dolar Hong Kong.
Nilai investasi itu bakal mempertimbangkan nilai tukar yang berlaku pada tanggal penutupan, dengan harga pembelian dan alokasi saham yang tunduk pada proses valuasi dan bookbuilding selama IPO.
“Perseroan meyakini investasi ini diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas operasional perseroan dengan mendiversifikasi portofolio serta memperluas kehadiran perseroan di pasar internasional,” kata Sekretaris Perusahaan INDY Adi Pramono lewat keterbukaan informasi, Senin (17/3/2025).
Investasi itu dibuat berdasarkan Cornerstone Investment Agreement antara perseroan sebagai investor; Nanshan, perusahaan yang didirikan di Kepulauan Cayman; CMB International Capital Limited perusahaan yang didirikan di Hong Kong, sebagai capital market intermediary, joint global coordinator, joint bookrunner, joint lead manager dan financial adviser, dan Huatai Financial Holdings Limited, sebuah perusahaan yang didirikan di Hong Kong, sebagai sole sponsor dan sole overall coordinator.
Adi mengatakan investasi ini tunduk pada beberapa persyaratan, termasuk penandatanganan perjanjian penjamainan emisi efek, persetujuan dari Bursa Efek Hong Kong, serta kesepakatan atas harga penawaran.
Baca Juga
Penyelesaian investasi akan dilakukan pada tanggal pencatatan, dengan pengiriman saham melalui Hong Kong Clearing and Settlement System (CCASS), yang dijadwalkan pada tanggal 25 Maret 2025.
“Langkah strategis ini sejalan dengan tujuan perseroan dalam mengurangi ketergantungan pada aktivitas yang terkait dengan batu bara,” kata dia.
Di sisi lain, dia menegaskan, investasi ini tidak bakal berdampak pada kegiatan operasional, aspek hukum, kondisi keuangan, maupun kelangsungan usaha perseroan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Verdhana Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham INDY dengan target harga Rp2.000 per saham. Target harga itu dikoreksi cukup lebar dari posisi sebelumnya di angka Rp2.510 per saham.
Analis Verdhana Sekuritas Michael Wildon Ng dan Edward Prima berpendapat kenaikan harga emas global serta kemajuan proyek Awak Mas Gold di bawah Nusantara Resources bakal memberikan eksposur yang signifikan bagi INDY tahun depan.
“Menurut pandangan kami, dengan potensi produksi emas lebih dari 100.000 oz per tahun, sebanding dengan proyek Tujuh Bukit Gold milik MDKA,” tulis Michael dan Edward seperti dikutip dari riset, Kamis (20/2/2025).
Berdasarkan hitung-hitungan Verdhana, proyek Awakmas memiliki net present value atau NPV sebesar US$757 juta, dengan internal rate of return (IRR) proyek sebesar 25% dan periode pengembalian investasi selama 3 tahun.
Hitung-hitungan itu berdasar pada total belanja modal pengembangan proyek sebesar US$429 juta, termasuk US$239 juta sebagai capex yang telah dikeluarkan.
Belakangan, Verdhana menyesuaikan estimasi operasi komersial tambang emas Awakmas bakal berkontribusi untuk INDY pada paruh kedua 2026, dengan produksi awal sebesar 22.000 oz dan rata-rata 117.000 oz selama 3 tahun ke depan.
“Kami memperkirakan proyek ini akan menghasilkan marjin EBITDA sekitar 60%, pada puncak produksi, proyek ini diperkirakan mampu mencetak EBITDA sekitar US$200 juta, menjadikannya kontributor terbesar bagi grup di masa mendatang,” kata Michael dan Edward.
Di sisi lain, Verdhana sekuritas memotong target pendapatan dan laba bersih dari INDY untuk tahun buku 2024 masing-masing minus 16% dan 7%. Sementara itu, target pendapatan dan laba untuk tahun buku 2025 masing-masing minus 71%.
“Seiring dengan dihapuskannya kontribusi dari MUTU pasca divestasi serta penyesuaian depresiasi dan amortisasi tahun buku 2024 untuk Kideco,” kata dia.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.