Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Saham BCA (BBCA) Jelang Cum Dividen Rp36,98 Triliun

Jelang memasuki jadwal cum date dividen, gerak saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA terpantau masih lesu. Intip prospeknya.
Pekerja beraktivitas di dekat logo Bank BCA (BBCA) di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pekerja beraktivitas di dekat logo Bank BCA (BBCA) di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Prospek Saham BBCA

Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Leonardo Lijuwardi dalam risetnya menilai prospek bisnis BBCA untuk 2025 tampaknya akan lebih konservatif dengan sikap wait and see.

"Daya beli masyarakat yang masih lesu menjadi salah satu kekhawatiran yang dirasakan untuk 2025, sehingga menyebabkan kinerja full year 2025 diproyeksikan tidak sekuat tahun sebelumnya," tulis Leonardo dalam risetnya pada beberapa waktu lalu.

Namun, BBCA dinilai masih akan mencatatkan kinerja yang efisien dan tangguh di tengah kondisi yang tidak pasti, terutama didorong oleh fondasi BBCA yang kuat dari sisi dana murah (current account saving account/CASA).

BBCA juga didukung oleh kinerja penyaluran kredit yang optimal. Kinerja kualitas aset portofolio juga dinilian semakin sehat yang mengarah pada margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang stabil dan ekspansif, meskipun ada tantangan likuiditas serta prospek yang konservatif.

Sementara itu, tantangan bagi BBCA adalah intensitas persaingan pendanaan yang cukup ketat, situasi makro yang cenderung belum kondusif dan stabil, serta ekspektasi pertumbuhan kredit yang belum tumbuh sesuai harapan.

NH Korindo Sekuritas Indonesia sendiri merekomendasikan buy untuk BBCA dengan target harga yang lebih tinggi menjadi sebesar Rp11.000 per lembar.

Sebelumnya, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam risetnya menilai tebaran dividen BBCA berpotensi meningkatkan appetite pasar terhadap saham-saham high dividend. Ia menilai, dengan tebaran dividen Rp300 per saham, maka estimasi yield dividen BBCA mencapai 2,8%.

"Saham-saham bank menopang IHSG bersamaan dengan dimulainya periode pelaksanaan RUPST yang salah satu agendanya adalah dividen tahun buku 2024," ujar Valdy dalam risetnya.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper