Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peluang Bangkitnya Saham BCA (BBCA) setelah Umumkan Tebaran Dividen

BBCA emutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp300 per saham untuk tahun buku 2024. Hal itu dinilai meningkatkan appetite pasar terhadap saham high dividend.
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) di Jakarta, Kamis (5/1/2023). /Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) di Jakarta, Kamis (5/1/2023). /Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Saham bank jumbo PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masih di zona merah mendapatkan angin segar setelah mengumumkan tebaran dividennya. Bagaimana kemudian peluang perbaikan harga saham BBCA ke depan?

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham BBCA memang masih di zona merah atau turun 5,68% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) atau sejak perdagangan perdana 2025.

Namun, pada hari ini, Rabu (12/3/2025), harga saham BBCA bergeliat, naik 2,24% ke level Rp9.125 per lembar. Harga saham BBCA juga telah naik 1,39% dalam sepekan perdagangan. 

Saham BBCA pun mulai diburu asing. Pada perdagangan hari ini, saham BBCA mencatatkan nilai beli bersih atau net buy asing sebesar Rp56,3 miliar. Dalam sepekan, net buy asing di saham BBCA pun telah mencapai Rp321 miliar.

Meskipun, saham BBCA masih menjadi yang paling banyak dijual asing di pasar saham Indonesia sepanjang 2025, dengan catatan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp6,54 triliun sepanjang 2025.

Bergeliatnya saham BBCA pada hari ini terjadi seiring dengan pengumuman tebaran dividen. Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), BBCA emutuskan akan membagikan dividen tunai sebesar Rp300 per saham untuk tahun buku 2024.

Dividen ini termasuk dengan dividen interim yang dibagikan 11 Desember 2024 lalu sebesar Rp50 per saham.

Dengan ketentuan ini, maka dividen BCA atas kinerja tahun lalu yang dibagikan pada 2025 ini adalah Rp250 per lembar. 

"Hasil keputusan RUPST BCA hari ini menunjukkan komitmen perseroan untuk senantiasa memberikan nilai tambah yang berkesinambungan kepada pemegang saham,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam keterangan tertulis pada Rabu (12/3/2025).

Jika memperhitungkan saham beredar perseroan sebanyak 123,28 miliar saham, maka nilai dividen yang ditebar senilai Rp36,98 triliun. BCA melaporkan laba bersih sepanjang 2024 senilai Rp54,8 triliun. Jumlah itu mengindikasikan dividend payout ratio sebesar 67,4% untuk tahun buku 2024.

Adapun, pada tahun lalu, BCA memutuskan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2023 sebesar Rp270 per saham atau Rp33,28 triliun. Nilai dividen BCA itu mencapai 68,47% dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2023.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam risetnya menilai potensi dividen meningkatkan appetite pasar terhadap saham-saham high dividend. Seiring dengan penguatan harga saham BBCA, indeks harga saham gabungan (IHSG) pun menguat 1,82% ke level 6.665,04 pada perdagangan hari ini.

"Saham-saham bank menopang IHSG bersamaan dengan dimulainya periode pelaksanaan RUPST yang salah satu agendanya adalah dividen tahun buku 2024," ujar Valdy dalam risetnya pada Rabu (12/3/2025).

Dia menilai, dengan tebaran dividen Rp300 per saham, maka estimasi yield dividen BBCA mencapai 2,8%.

Research Analyst MNC Sekuritas Victoria Venny dalam risetnya menilai meskipun masih di zona merah, saham BBCA masih prospektif. MNC Sekuritas sendiri merekomendasikan beli untuk BBCA dengan target harga di level Rp11.300.

"Kami mengharapkan potensi kejutan pertumbuhan kredit, likuiditas yang lebih baik, ditambah dengan imbal hasil aset yang lebih tinggi, penghematan biaya kredit, serta ROE [return on equity] yang stabil," tulis Victoria dalam risetnya.

Akan tetapi, saham BBCA masih akan menghadapi sejumlah tantangan pada 2025, seperti likuiditas yang lebih ketat yang dapat mengakibatkan biaya dana (cost of fund/CoF) tinggi. Kemudian, daya beli yang lebih rendah dan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat pun menjadi tantangan BBCA tahun ini.

Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak 31 sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk BBCA. Kemudian, empat sekuritas merekomendasikan holdl untuk BBCA. Target harga saham BBCA sendiri berada di level Rp11.560 per lembar dalam 12 bulan ke depan.

--------------------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper