Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Pasar Saham, Bursa Asia Dibuka Menguat Pasca Pengumuman Tarif Baru dari Trump

Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Kamis (27/2/2025) setelah pengumuman tarif baru dari Presiden AS Donald Trump.
Layar menampilkan Indeks Kospi dan nilai tukar antara won Korea Selatan dengan dolar AS di dalam ruang perdagangan di Hana Bank di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 2 Januari 2025./Bloomberg-SeongJoon Cho
Layar menampilkan Indeks Kospi dan nilai tukar antara won Korea Selatan dengan dolar AS di dalam ruang perdagangan di Hana Bank di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 2 Januari 2025./Bloomberg-SeongJoon Cho

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Kamis (27/2/2025) setelah pengumuman tarif baru dari Presiden AS Donald Trump. Pengumuman ini disebut juga menyebabkan kebingungan di pasar.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix Jepang dibuka naik 0,42% ke level 2.727,72. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia terpantau menguat 0,33% ke level 8.268,10.

Indeks ekuitas berjangka Hong Kong menunjukkan pembukaan yang lebih rendah, sedangkan kontrak untuk S&P 500 dan Nasdaq 100 sedikit berubah pada awal perdagangan Asia.

Pada Rabu (26/2/2025) waktu Amerika, Trump mengumumkan bahwa pemerintahannya akan mengenakan tarif sebesar 25% terhadap Uni Eropa.

Ia juga menyatakan bahwa tarif yang sebelumnya diumumkan terhadap Meksiko dan Kanada akan mulai berlaku pada 2 April. Namun, pernyataannya kerap bertentangan, sehingga menimbulkan kebingungan di kalangan investor.

Rentetan berita mengenai tarif berpengaruh pada pasar mata uang, mengangkat dolar AS dan membendung aksi jual terhadap dolar Kanada serta peso Meksiko pada Rabu. Ketidakpastian ini semakin menekan ekuitas dan mata uang kripto sepanjang pekan ini.

Penelitian baru menunjukkan bahwa tarif terbaru Trump terhadap impor dari China berpotensi memberikan dampak lebih besar terhadap perekonomian AS dibandingkan yang tercermin dalam data perdagangan resmi.

“Pernyataan yang agak kontradiktif dari pemerintah mengenai waktu dan besaran tarif membuat investor berhati-hati,” kata Marvin Loh dari State Street. “Perdebatan berlanjut mengenai apakah presiden akan kembali menunda dan melunakkan kebijakan ini atau justru mempertegas retorika agresifnya.”

Di Asia, yen diperdagangkan di kisaran 149 per dolar setelah mengakhiri sesi Rabu dengan sedikit perubahan.

Pejabat mata uang utama Jepang pada Rabu mengindikasikan bahwa ia tidak memiliki keberatan terhadap meningkatnya ekspektasi pasar atas kenaikan suku bunga Bank of Japan, yang pekan ini mendorong yen ke level tertinggi dalam empat bulan.

Di tempat lain, Australia akan merilis data belanja modal swasta, sementara Makau akan mempublikasikan angka hunian hotel.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper