Melansir Bloomberg, Direktur Godrej International Ltd. Dorab Mistry menyebut harga minyak sawit kemungkinan akan tetap kuat mendekati level saat ini setidaknya hingga akhir Maret. Hal tersebut didukung oleh terbatasnya pasokan dari Malaysia dan mandat biofuel yang ambisius di Indonesia.
Mistry mengatakan harga CPO mungkin akan turun setelah bulan April, membuat minyak tropis lebih menarik dibandingkan komoditas pesaing lainnya seperti minyak kedelai, bunga matahari, dan minyak lobak.
“Kita berada pada titik terendah dalam musim tanam – ini adalah bulan-bulan dengan produksi yang lebih rendah,” kata Mistry.
Dia menambahkan bahwa cadangan minyak sawit, khususnya di Malaysia sebagai produsen terbesar kedua dunia, sangat rendah. Pasar belum akan mengalami penurunan hingga akhir Maret, namun situasinya perlahan akan berubah mulai April.
Industri CPO tengah menghadapi pasokan yang ketat. Dewan Minyak Sawit Malaysia menyatakan bahwa banjir yang terjadi akibat hujan lebat tahun ini kemungkinan besar akan menekan produksi setidaknya untuk satu bulan ke depan.
Sementara itu, langkah Indonesia untuk meningkatkan kandungan biodiesel berbasis sawit dalam bahan bakar dari 35% menjadi 40% juga akan mengurangi ketersediaan minyak sawit di pasar, kecuali ada peningkatan produksi dari perkebunan baru.
Baca Juga
Karena faktor pasokan ini, harga minyak sawit yang tidak biasa lebih mahal dibandingkan minyak kedelai akan terus berlanjut hingga Maret, sebelum akhirnya kembali ke harga normal.
“Minyak sawit akan menjadi lebih kompetitif pada paruh kedua tahun ini," ujar Mistry.