Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) dan PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) diproyeksi meningkat signifikan saat Ramadan dan Lebaran 2025.
Analis sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan kinerja kedua emiten peritel tersebut akan meningkat seiring dengan tingginya permintaan masyarakat terhadap produk pakaian atau fashion menjelang Lebaran.
"Secara historis, periode ini menjadi puncak penjualan bagi sektor ritel, yang tercermin dalam lonjakan laba bersih RALS dan LPPF pada momen serupa pada tahun-tahun sebelumnya," katanya kepada Bisnis, Selasa (25/2/2025).
Sebelumnya, kedua emiten tersebut sempat menutup sejumlah gerainya dalam beberapa tahun terakhir sebagai upaya efisiensi. Tekanan terhadap kinerja Ramayana dan Matahari sudah terjadi sejak ada pergeseran pola belanja ke ranah digital.
Berdasarkan Laporan Keuangan, Ramayana (RALS) menutup 5 gerainya dan Matahari (LPPF) menutup 7 gerainya di seluruh Indonesia terhitung sejak Desember 2023 hingga September 2024.
Hendra menilai hal ini menunjukkan adanya tantangan bagi kedua emiten tersebut untuk mempertahankan daya tarik gerai fisik di tengah penetrasi marketplace yang semakin kuat.
"Momen Ramadan dan Lebaran bisa menjadi angin segar, tetapi belum tentu cukup untuk sepenuhnya membalikkan tren penutupan gerai apabila strategi bisnis tidak beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen," ujarnya.
Menurutnya untuk jangka pendek memang momen Ramadan dan Lebaran bisa menjadi katalis positif pengerek kinerja emiten ritel. Namun, sebenarnya daya saing jangka panjang tetap menjadi tugas besar bagi Ramayana (RALS) dan Matahari (LPPF).
Beberapa tantangan lain yang akan memengaruhi kinerja Ramayana dan Matahari juga akan datang dari tekanan daya beli akibat deflasi, fluktuasi nilai tukar rupiah, serta persaingan ketat dengan platform e-commerce yang semakin agresif menawarkan diskon besar-besaran.
"Apabila daya beli masyarakat tetap terjaga, didukung oleh pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) dan strategi promosi yang efektif, RALS dan LPPF berpotensi mencatatkan pertumbuhan penjualan yang solid," tambahnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan dari sisi investasi, saham ritel masih menarik untuk dikoleksi, terutama menjelang periode seperti Ramadan dan Lebaran.
Secara teknikal, dia merekomendasikan saham RALS untuk speculative buy pada level Rp348 dengan target Rp376, sementara LPPF juga buy on weakness pada level Rp1.575 dengan target Rp1.715.
Matahari (LPPF) membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp622,2 miliar hingga kuartal III/2024, turun 1,32% dari Rp630,5 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, untuk pendapatan bersih juga menurun 1,27% menjadi Rp4,91 triliun hingga kuartal III/2024 dari Rp4,98 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan, Matahari memiliki 147 gerai di seluruh Indonesia per September 2024. Jumlah ini berkurang dari 154 gerai pada Desember 2023.
Sementara itu, Ramayana (RALS) mencatat laba tahun berjalan sebesar Rp252,7 miliar hingga kuartal III/2024 turun 0,76% dari Rp254,7 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan itu sejalan dengan pendapatan bersih Ramayana sebesar Rp2,11 triliun hingga kuartal III/2024 turun 1,26% dari Rp2,14 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Ramayana memiliki 91 gerai per September 2024, dan selebihnya adalah gerai Robinson sebanyak 3 gerai dan Cahaya sebanyak 2 gerai hingga September 2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.