Bisnis.com, JAKARTA - Analis memperkirakan harga emas masih dalam tren bullish terlepas dari aksi profit taking usai mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Chief Operating Officer Allegiance Gold Alex Ebkarian mengatakan kendati harga emas mengalami koreksi, tren penguatan masih terjaga karena kombinasi faktor positif seperti kebijakan tarif, inflasi yang terus meningkat, serta pelemahan dolar AS.
“Pergeseran minat investor dari aset berbasis kertas ke emas fisik semakin memperkuat tren ini,” kata Alex seperti dikutip Reuters, Sabtu (15/2/2025).
Harga emas tergelincir lebih dari 1% pada perdagangan Jumat (14/2) akibat aksi ambil untung, tetapi masih dalam jalur untuk mencatat kenaikan mingguan ketujuh berturut-turut. Lonjakan harga emas dalam beberapa pekan terakhir dipicu oleh kekhawatiran perang dagang global, menyusul kebijakan tarif balasan yang didorong oleh Presiden AS Donald Trump.
Harga emas spot turun 1,6% menjadi US$2.882,99 per troy ounce, namun tetap membukukan kenaikan mingguan 0,8%. Sebelumnya, logam mulia ini sempat mencetak rekor tertinggi US$2.942,70 pada Selasa. Kontrak berjangka emas AS juga melemah 1,5% dan ditutup pada US$2.900,70 per troy ounce.
"Kegagalan emas untuk kembali menembus rekor tertinggi pada Selasa menciptakan pola teknikal yang berpotensi menjadi ‘double top’, sehingga memicu aksi ambil untung menjelang akhir pekan," ujar Peter Grant, Wakil Presiden dan Analis Senior di Zaner Metals.
Baca Juga
Pada Kamis, Trump menginstruksikan tim ekonominya untuk merancang kebijakan tarif balasan terhadap negara-negara yang mengenakan pajak atas barang impor AS. Langkah ini dinilai berisiko memicu inflasi lebih lanjut, yang secara historis meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Di sisi ekonomi, data terbaru menunjukkan bahwa penjualan ritel AS anjlok pada Januari dengan penurunan terbesar dalam hampir dua tahun. Kondisi ini mengindikasikan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi pada awal kuartal pertama.
Meski demikian, pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS Federal Reserve tidak akan memangkas suku bunga sebelum September, mengingat inflasi yang masih menjadi perhatian utama. Sementara itu, penurunan klaim pengangguran menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS masih cukup solid.
Prospek Harga Emas
Sebelumnya, Citigroup Inc. memperkirakan harga emas akan mencapai rekor US$3.000 per troy ounce dalam waktu tiga bulan, seiring dengan ketegangan geopolitik dan perang dagang yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump yang meningkatkan permintaan terhadap aset-aset safe haven.
Melansir Bloomberg pada Jumat (7/2/2025), tim analis Citigroup termasuk Kenny Hu dalam sebuah laporan menjelaskan, Trump mengejutkan pasar dengan prospek tarif yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, memicu kembali inflasi, dan mengganggu perdagangan global.
Dia mengatakan, investor akan terus mencari keamanan emas batangan dan bank sentral kemungkinan akan terus menambah cadangannya.
“Pasar emas yang bullish tampaknya akan terus berlanjut di bawah Trump 2.0,” jelas laporan tersebut mengutip risiko seperti pertumbuhan yang lebih lambat dan suku bunga yang tinggi.
Emas mencapai rekor tertinggi berturut-turut dalam beberapa hari terakhir karena kekhawatiran mengenai tarik menarik antara AS dan China, serta kemungkinan Trump akan mengenakan bea masuk ke negara lain, mendukung peran emas batangan sebagai penyimpan nilai di masa yang tidak menentu.
Citi meningkatkan target harga emas dalam tiga bulan dari US$2.800 per troy ounce, yang telah dilampaui oleh logam mulia tersebut. Laporan Citi juga mengatakan bahwa apresiasi dolar AS akan meningkatkan insentif bagi bank sentral dari negara-negara berkembang untuk meningkatkan kepemilikan emas guna mendukung mata uang mereka sendiri, sementara investor akan beralih ke emas fisik dan dana yang diperdagangkan di bursa.
Kekhawatiran perang dagang juga menyebabkan para pedagang di London mengalihkan logamnya ke AS, karena khawatir akan kemungkinan bahwa emas batangan tidak akan dikecualikan dari tarif potensial. Premi pada hari Rabu menyiratkan peluang sekitar 20% Trump memasukkan emas ke dalam tarif global sebesar 10%,.
“Kesepakatan perdamaian Rusia/Ukraina, dan konfirmasi apakah emas akan dibebaskan dari tarif luas (atau tidak), dapat memberikan peluang pembelian dalam 2-3 bulan ke depan,” kata analis Citi.
Citi juga menaikkan target harga rata-rata untuk tahun ini sebesar US$100 menjadi US$2.900 per ounce, sementara target harga 6 hingga 12 bulan tetap sebesar US$3,000.