Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Unilever (UNVR) Mandek Usai Terdepak dari Indeks MSCI Global Standard

Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) terpantau stagnan pada perdagangan hari ini, Rabu (12/2/2025), usai terdepak dari MSCI Global Standard Index.
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (19/1/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (19/1/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) terpantau stagnan pada perdagangan hari ini, Rabu (12/2/2025), usai emiten sektor konsumer tersebut dikeluarkan dari MSCI Global Standard Index berdasarkan hasil kajian untuk periode Februari 2025.

Berdasarkan data RTI, saham UNVR terpantau mandek di level Rp1.425 per lembar pada perdagangan sesi I hari ini hingga pukul 09.30 WIB. Pada awal sesi, saham UNVR sempat menyentuh level tertinggi di harga Rp1.145 dan terendah di harga Rp1.425.

Sebanyak 3,7 juta saham UNVR ditransaksikan dengan nilai Rp5,2 miliar dan frekuensi transaksi 973 kali. Price to earnings ratio (PER) UNVR berada di 15,06 kali, sedangkan price to book value (PBVR) 16,04 kali. Kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp54,36 triliun.

Sebelumnya, MSCI mengumumkan hasil kajian indeks yang berlaku efektif usai penutupan perdagangan 28 Februari 2025. Dalam laporannya, Indonesia mengalami penurunan dalam MSCI Global Standard Index dengan tidak ada penambahan saham baru.

Berdasarkan laporan resmi MSCI yang dikutip pada Rabu (12/2/2025), tiga saham yang terdepak dari MSCI Global Standard Index adalah UNVR, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA).

Meski demikian, saham INKP dan MDKA kini masuk ke dalam MSCI Global Small Cap Index bersamaan dengan saham PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO).

Ketiga saham tersebut mendepak PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR), PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), dan PT Metrodata Electronics Tbk. (MTDL). 

“Perubahan konstituen untuk Indeks MSCI Global Standard akan berlaku setelah penutupan perdagangan 28 Februari 2025,” tulis laporan MSCI. 

Terdepaknya Unilever Indonesia dari MSCI Global Standard Index terjadi jelang rilis laporan keuangan tahun buku 2024, yang akan digelar besok, Kamis (13/2/2025).

Sebelumnya, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menuturkan bahwa UNVR masih berada dalam tren penurunan karena belum ada sentimen positif yang mampu mendukung pergerakan sahamnya.

Di samping itu, kinerja top line dan bottom line dari emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 1982 tersebut juga masih di bawah ekspektasi.

Hingga kuartal III/2024, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp27,41 triliun atau turun 10,12% year on year (YoY). Penurunan ini mengakibatkan UNVR meraih laba Rp3 triliun atau terkoreksi 28,15% YoY dari posisi Rp4,18 triliun.

“Unilever menghadapi tantangan yang cukup berat, mengingat persaingan di lini bisnisnya sangat ketat,” ucap Nafan kepada Bisnis baru-baru ini.

Menurutnya, untuk tetap kompetitif, Unilever Indonesia perlu meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya dalam melakukan inovasi bisnis. Dengan langkah ini, Nafan berharap kinerja fundamental perusahaan dapat membaik.

Secara teknikal, Nafan melihat UNVR masih berada dalam tren penurunan. Target harga berada di level Rp1.685, dengan potensi pullback jika ada pergerakan ke atas.

Dari meja konsensus Bloomberg pekan lalu, mayoritas saham yang mengulas UNVR menyematkan peringkat jual. Sebanyak 17 dari 31 analis merekomendasikan sell, lalu 12 analis menyarankan tahan, dan 2 analis memberikan peringkat beli. 

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper