Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan taksi, PT Blue Bird Tbk. (BIRD) menghadapi persaingan baru yakni kehadiran operator taksi asal Vietnam, Xanh SM, di Indonesia. Bagaimana kemudian proyeksi gerak saham BIRD di tengah adanya persaingan baru itu
Berdasarkan catatan Bisnis, Xanh SM resmi meluncur di Indonesia pada Rabu (18/12/2024). Mengutip laman instagram resminya, Xanh SM masih akan melayani area Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan menggunakan mobil listrik VinFast.
Xanh SM sendiri didirikan pada 2023 dengan mengoperasikan 100.000 unit kendaraan listrik, termasuk mobil listrik, sepeda motor listrik, dan unit yang dikelola mitra perusahaan.
Seluruh layanan Xanh SM menggunakan mobil listrik VinFast. Xanh SM telah berhasil memperluas operasinya ke 54 dari 63 provinsi dan kota di Vietnam.
Seiring dengan geliat masuknya Xanh SM ke pasar Indonesia, saham BIRD mencatatkan penurunan harga. Harga saham BIRD melemah 2,42% dan terparkir di level Rp1.615 per lembar pada perdagangan sesi pertama hari ini, Kamis (30/1/2025).
Dalam tiga bulan terakhir, harga saham BIRD turun 22,36%. "Ini [pelemahan harga saham BIRD] terutama karena pesaing baru Xanh SM, di tengah kinerja operasional [BIRD] yang terjaga dengan baik," tulis Analis Buana Capital Dennis Tay dalam risetnya pada beberapa waktu lalu.
Kinerja keuangan emiten pengelola taksi Blue Bird ini memang telah bertumbuh, setidaknya sampai kuartal III/2024. BIRD membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp436,3 miliar per kuartal III/2024, naik 21,06% secara tahunan (year on year/yoy).
Kenaikan laba BIRD seiring dengan pendapatan yang melaju 13,45% yoy menjadi jadi Rp3,66 triliun.
Namun, harga saham BIRD pada tahun lalu lesu. Tercatat, harga saham BIRD turun 5,72% sepanjang 2024 ke level Rp1.610 pada penutupan perdagangan akhir 2024.
Meski begitu, Buana Capital masih merekomendasikan buy untuk BIRD seiring dengan proyeksi bertahannya pertumbuhan kinerja keuangan. Saham BIRD sendiri ditargetkan mencapai Rp2.530 per lembar.
Akan tetapi, terdapat tantangan yang dihadapi BIRD ke depan seperti pertumbuhan laba 2025 yang lebih lambat dari perkiraan, perluasan armada yang berlebihan, harga bahan bakar yang lebih tinggi dari perkiraan, serta gangguan pesaing yang lebih besar dari perkiraan.
Sebelumnya, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan sejumlah sentimen mempengaruhi harga saham emiten transportasi darat seperti BIRD. Salah satu sentimen adalah dinamika harga bagan bakar.
"Sentimen lainnya yang memengaruhi misalnya mobilitas penggunaan barang dan jasa. Perekonomian daerah saat ini juga menunjukan geliat yang positif. Sektor transportasi juga penting menghubungkan antar wilayah secara berkesinambungan," ujar Nafan.
Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis menunjukan bahwa sebanyak 8 sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk BIRD. Target harga saham BIRD sendiri berada di level Rp2.337 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.