Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia turun dari level tertingginya dalam beberapa minggu karena investor menunggu pertemuan Federal Reserve akhir minggu ini untuk indikasi penurunan suku bunga lebih lanjut.
Namun, penurunan dibatasi oleh kekhawatiran gangguan pasokan jika AS memberlakukan sanksi lebih lanjut terhadap pemasok utama Rusia dan Iran.
Mengutip Reuters pada Senin (16/12/2024), harga minyak mentah Brent turun 21 sen, atau 0,3%, menjadi US$74,28 per barel setelah mencapai level tertinggi sejak 22 November pada Jumat (13/12/2024) lalu.
Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate AS turun 30 sen, atau 0,4%, menjadi US$70,99 per barel setelah mencapai level penutupan tertinggi sejak 7 November pada sesi sebelumnya.
Harga minyak menguat karena sanksi baru Uni Eropa terhadap minyak Rusia minggu lalu dan ekspektasi sanksi yang lebih ketat terhadap pasokan Iran, analis pasar IG Tony Sycamore mengatakan dalam sebuah catatan.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat bahwa AS sedang mempertimbangkan sanksi lebih lanjut terhadap tanker "armada gelap" dan tidak akan mengesampingkan sanksi terhadap bank-bank China karena berupaya mengurangi pendapatan minyak Rusia dan akses ke pasokan asing untuk memicu perangnya di Ukraina.
Baca Juga
Sanksi baru AS terhadap entitas yang memperdagangkan minyak Iran telah mendorong harga minyak mentah yang dijual ke China ke level tertinggi dalam beberapa tahun. Pemerintahan Trump yang akan datang diperkirakan akan meningkatkan tekanan terhadap Iran.
Harga minyak juga didukung oleh pemangkasan suku bunga bank sentral utama di Kanada, Eropa, dan Swiss minggu lalu dan ekspektasi bahwa Fed akan memangkas suku bunga minggu ini, kata Sycamore.
The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga seperempat poin persentase pada pertemuannya tanggal 17-18 Desember. Pertemuaan tersebut akan memberikan gambaran terbaru tentang seberapa jauh pejabat Fed berpikir mereka akan memangkas suku bunga pada tahun 2025 dan mungkin hingga tahun 2026.
Adapun, suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.